Teks Ceramah Tentang Istiqamah


Istiqamah 

Istiqamah berasal dari kata قام – يقوم artinya berdiri, ditambahkan kata است jadi استقا مة (keinginan mewujudkan sesuatu), diantaranya beberapa keistiqamahan para sahabat :
1.        Abu Bakar As-Shiddiq (Konsisten tidak menyekutukan Allah)
2.        Umar Bin Khattab (Bertahan dalam melaksanakan perintah dan larangan)
3.        Utsman Bin Affan ( Ikhlas)
4.        Ali Bin Abi Thalib (Melaksanakan kewajiban)
5.        Imam Nawawi (Tetap dalam ketaatan (kitab Riyadhus Shalihin))

Dalil-dalil Al-Qur’an tentang istiqamah :
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fussilat : 30)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. (13) Mereka itulah para penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (14).” (QS. Al-Ahqaf: 13-14)

Hadits mengenai istiqamah :
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata : Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

Beberapa jenis istiqamah melihat dari empat definisi sahabat :
  1. Istiqamah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar As-Shiddiq dan Mujahid (Konsisten tidak menyekutukan Allah SWT).
  2.  Istiqamah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan dan Qatadah. 
  3. Istiqamah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As-Sudi.
Hikayat hidup orang yang istiqamah :
  1. Hikayat sahabat rasul Sa’labah, yang di saat hidup miskin ketaatan kepada Allah-Nya istiqamah, tapi setelah bertambah kaya hilang keistiqamahan dalam taat kepada Allah-Nya. 
  2. Nabi Ayub, yang asal hidupnya kaya raya dan istiqamah dalam taat kepada Allah SWT. setelah di uji dalam kemiskinan oleh Allah SWT justru Nabi Ayub bertambah istiqamah (Imannya bertambah, ketaatan kepada Allahnya bertambah, keikhlasan dalam hidupnya bertambah).
Cara-cara agar istiqamah :
1.        Pelajari ilmu istiqamah
2.        Ikhlas
3.        Amalkan sedikit-sedikit
4.        Perbanyak terus latihan
5.        Tanamkan sifat sabar dan keyakinan/ ketauhidan
6.        Bergaul dengan teman yang sudah istiqamah
7.        Istiqamah juga akan sangat terbantu dengan adanya amal jama’i (berjama’ah/ bersama-sama)
8.        Berdo’a

Keutamaan hidup istiqamah :
1.        Orang yang sudah mampu istiqamah adalah orang pilihan Allah SWT.
2.        Hidup istiqamah adalah kemuliaan dari Allah SWT.
3.        Hidup istiqamah akan tercapai semua keinginan/ cita-cita
4.        Dilapangkan rezeki, Allah SWT berfirman (QS. Al-Jin : 16)
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).”
5.    Terus dicatat ketika tidak mampu melakukannya. Hal ini pernah di sabdakan oleh Rasulullah SAW “Jika seseorang melakukan safar, maka dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika mukim (tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.” (HR. Bukhari No. 2996)

Salah satu akibat hidup/ beramal tidak istiqamah : Tidak tercapai apa yang dicita-citakan.
  






Next Post Previous Post

Pages