Makalah Penggunaan Majas Pada Lirik Lagu "Gajah" Karya Tulus

Salah satu makalah Penggunaan Majas Pada Lirik Lagu "Gajah" Karya Tulus pada mata kuliah Bahasa Indonesia
 


BAB 1
PENDAHULUAN
 
1.1  Latar Belakang Penelitian
            Musik merupakan nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi. Selain itu menurut KBBI musik dapat dikatakan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
            Maka tak heran pada zaman sekarang anak anak remaja sangat senang apabila bergelut dengan dunia seni salah satunya musik. Yang membuat orang-orang mengemari musik karena mereka tertarik dengan mendengarkan isi dari musik tersebut yang berisi lirik lirik sehingga yang mendengarkannya dapat merasakan sesuatu sesuai dengan liriknya, maka lirik lirik tersebut yang dipadukan dengan irama dapat disebut sebagai lagu. Menurut KBBI lagu adalah ragam suara yang berirama seperti dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca dan sebagainya.
            Dalam sebuah lagu tentu terdapat lirik-lirik, dalam pembuatan lirik-lirik lagu biasanya para pencipta lagu memakai bahasa-bahasa kiasan yang berbeda-beda, karena dengan adanya bahasa kiasan yang menjadikan para pendengar lagu dapat memahami serta menghayati lagu tersebut. Kiasan yang biasa digunakan tersebut dapat disebut sebagai majas. Pemakaian majas yang sesuai pada sebuah lagu dapat menjadikan daya tarik tersendiri kepada orang-orang yang mendengar lagu tersebut. Salah satunya lagu “Gajah” karya Tulus yang memiliki karakter dalam sebuah lagunya tersebut sehingga didalam lirik lagunya terdapat banyak kiasan yang terdapat makna tersendiri dalam sebuah lagu tersebut.
 
1.2  Rumusan Masalah Penelitian
            Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana penggunaan majas pada lirik lagu “Gajah” karya Tulus ?  
2.      Bagaimana makna yang terkandung pada majas dalam lirik lagu “Gajah” karya Tulus ?
 
1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Makalah ini adalah :
1.      Menjelaskan majas yang terdapat pada lirik lagu “Gajah” karya Tulus.
2.      Menjelaskan makna yang terkandung pada majas dalam lirik lagu “Gajah” karya Tulus.
 
1.4  Manfaat Penelitian
            Supaya saya beserta para pembaca dapat mengetahui serta memahami penggunaan majas serta makna yang terkandung dalam sebuah lirik lagu yang berjudul “Gajah” karya Tulus. Serta dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat dijadikan referensi.



BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
 
2.1  Pengertian Musik
            Menurut KBBI musik dapat dikatakan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (KBBI V : 2016). Selain itu musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa oleh manusia sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Musik merupakan sebuah unsur pertama sebagai pembuat suatu nada pada sebuah lagu. Musik merupakan seni yang timbul dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri, yang diolah dalam suatu nada-nada atau suara-suara yang harmonis.
 
2.2  Pengertian Lagu
            lagu adalah ragam suara yang berirama seperti dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca dan sebagainya (KBBI V : 2016). Selain itu, lagu juga dapat disebut sebagai nyanyia. Nyanyian adalah syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk harmoni. Dapat dikatakan juga bahwa lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal yang biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan yang mengandung irama. Lagu juga dapat dikatakan sebagai ragam nada atau suara yang berirama.
            Banyak cara untuk menyanyikan lagu, seperti dinyanyikan secara solo, berduet, atau beramai-ramai. Perkataan dalam lagu biasanya berbentuk puisi berirama, namun ada juga yang bersifat keagamaan ataupun prosa bebas. Lagu dapat dikategorikan pada banyak jenis, bergantung kepada ukuran yang digunakan.
 
2.3  Pengertian Majas
            Dalam menciptakan sebuah lagu, terdapat kata-kata pilihan yang digunakan untuk pengekspresian sebuah tulisan supaya dapat menyentuh serta yang didalamnya mengandung suatu makna tersendiri atau sebagai kiasan yang dapat meyakinkan seorang pembaca. Maka dapat disebutkan suatu kata yang didalamnya mengandung makna atau sebuah kiasan sebagai upaya meyakinkan seorang pembaca adalah majas. Majas menurut KBBI adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain ; kiasan (KBBI V : 2016).

2.4  Jenis-Jenis Majas
            Majas merupakan kata-kata kiasan, sehingga banyak juga cara memasukan kiasan tersebut dalam sebuah tulisan, maka inilah macam-macam majas, diantaranya yaitu (Prasetiawati : 2008) :
A. Majas Perbandingan
1.      Simile/Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Secara eksplisit dijelaskan oleh kata : Ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka dan serupa.
2.      Metafora adalah perbandingan langsung yang tidak mempergunakan kata. Seperti ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa seperti pada perumpamaan sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua.
3.      Penginsanan atau personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat – sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.
4.      Depersonifikasi adalah yang membendakan manusia atau insan. Biasanya gaya bahasa depersonifikasi ini dijelaskan oleh kata : kalau, jika, jikalau, bila (mana), sekiranya, misalkan, umpama, andai (kata) seandainya, andaikan.
5.      Antitetis adalah sejenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi antara dua antonim (yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan).
6.      Pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan, yang sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat ; saling tolong menolong).
7.      Tautologi adalah kata yang berlebihan itu pada dasarnya mengandung perulangan dari (sebuah) kata yang lain.
8.      Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang agak mirip dengan pleonasme. Kedua – duanya mempergunakan kata – kata lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Pada gaya bahasa perifrasis, kata – kata yang berlebihan itu pada prinsipnya dapat diganti dengan sebuah kata saja.
9.      Antisipasi berarti mendahului atau penetapan yang mendahului tentang sesuatu yang masih akan dikerjakan atau akan terjadi.
10.  Koreksi atau epanortosis adalah bahasa yang berwujud mula – mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memeriksa dan memperbaki mana – mana yang salah.
B. Majas Pertautan
1.      Metonimia ialah gaya bahasa yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya ataupun kita menyebut bahannya jika yang kita maksudkan barangnya.
2.      Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagaipengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya. Sinekdoke pars pro toto (sebagian untuk seluruh) dan Sinekdoke totem pro parte (seluruh untuk sebagian)
3.      Alusi atau kilatan adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan peranggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan para pembaca untuk menangkap pengacuan itu.
4.      Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
5.      Eponim adalah semacam gaya bahasa yang mengandung nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
6.      Antonomasi adalah gaya bahasa yang merupakan penggunaan gelar resmi atau jabatan sebagai nama diri.
7.      Elipsis adalah penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap.
8.      Asindeton adalah semacam gaya bahasa yang berupa acuan padat dimana beberapa kata, frase, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk – bentuk tersebut biasanya dipisahkan saja oleh tanda koma.
9.      Polisindeton adalah suatu gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari asindeton. Dalam polisindeton beberapa kata, frase, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata sambung.
C. Majas Pertentangan
  1. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menggunakan pernyataan berlebihan sehingga terkesan tidak masuk akal.
  1. Litotes adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Silakan mampir ke gubuk saya.
  2. Ironi adalah Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dengan mengatakan kebalikan fakta.
  3. Paranomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kemiripan bunyi. Ini merupakan permainan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar dalam makna.
  1. Satire adalah gaya bahasa ini menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  2. Inuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Inuendo menyatakan kritik dengan sugesti tidak langsung, dan sering tampaknya tidak menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu.
  3. Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang bisa saja dianggap ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menjatuhkan mental objek pembicaraan.
  4. Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks juga berarti semua hal yang menarik karena kebenarannya. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
  1. Antiklimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin menurun kepentingannya dari gagasan-gagasansebelumnya.
  2. Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Bersifat lebih kasar dari ironi.
  1. Sarkasme adalah gaya bahasa yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas yang menyakitkan hati.
D. Majas Pengulangan
  1. Antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
  2. Repetisi adalah perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam satu kalimat.
  3. Tautotes adalah gaya bahasa perulangan atau repitisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.

 
BAB 3
PEMBAHASAN
 
3.1  Penggunaan Majas pada Lirik Lagu “Gajah” Karya Tulus
            Dalam sebuah pembuatan lagu, pencipta lagu biasanya membuat sebuah lirik lagu menggunakan gaya bahasa dalam bentuk kiasan. Kiasan yang sesuai dengan jalannya lirik lagu dan terarah, supaya seorang pendengar dapat memahami kiasan tersebut. Tak selamnya juga kiasan dapat dimengerti oleh setiap orang, ada beberapa kiasan yang perlu dicari, yang biasanya dicari di dalam kamus bahasa Indonesia. Berbeda hal nya dengan kiasan yang terdapat pada lagu, biasanya mudah dimengerti, karena dalam sebuah lagu penyampaiannya menggunakan sebuah irama, sehingga membuat para pendengar di semua kalangan dapat mudah menerimanya.
            Lagu merupakan ragam nada atau suara yang berirama dan berasal dari musik. Maka tak heran pada zaman ini pun banyak sekali yang menggemari lagu, walaupun kata-kata dalam setiap lagu tak sama termasuk tujuan dibuatnya lagu tersebut, tetapi tak menjadi penghalang untuk menyukainya. Salah satunya lagu yang saya pilih sebagai objek makalah yang sudah saya buat ini. Lagu “Gajah” karya Tulus ini, merupakan salah satu lagu yang menurut saya bagus untuk didengar oleh semua kalangan. Selain itu, didalam lirik lagu “Gajah” karya Tulus ini, terdapat kata-kata kiasan atau bisa disebut sebagai majas. Setelah saya teliti, terdapat satu majas yang banyak digunakan didalam lirik lagunya, yaitu majas simile/perumpamaan. Berawal dari judul lagu tersebut yaitu “Gajah” merupakan sebuah kata kiasan yang dapat disebut sebagai majas simile. Selain itu, terdapat juga majas dalam lirik lagunya.
            Pada bait pertama terdapat majas pada bagian lirik ‘Yang aku hindari hanya semut kecil’. Lirik tersebut merupakan sebuah kiasan yang mengartikan seseorang yang hanya takut terhadap orang yang licik dan lirik ini merupakan jenis majas perbandingan yaitu majas simile. Selain itu terdapat juga lirik yang berbunyi ‘Otak ini cerdas kurakit berangka’. Lirik tersebut sama seperti pada lirik diatas, yaitu sebuah perumpamaan. Yang berarti suatu pemikiran yang penuh dengan perencanaan dan rancangan. Jenis majas dalam lirik lagu ini sama seperti lirik lagu diatas, yaitu majas simile.
            Pada bait kedua terdapat majas pada bagian lirik ‘Kini baru ku tahu puji didalam olokan’. Lirik tersebut merupakan sebuah kiasan yang berarti bahwa adanya suatu hinaan yang orang berikan kepada kita, didalamnya tersirat sebuah pujian. Pada lirik lagu tersebut memasuki jenis majas perbandingan, yaitu majas simile. Pada bait ketiga terdapat majas pada bagian lirik ‘Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku’. Lirik tersebut berarti mengkiaskan seorang teman yang rela berkorban untuk diri seseorang. Pada lirik lagu tersebut mengandung majas simile.
            Maka dapat disimpulkan, bahwa kebanyakan majas yang terkandung didalam lirik lagu yang berjudul “Gajah” karya Tulus adalah majas simile / perumpamaan. Yang merupakan suatu perumpamaan yang dapat dikatakan bahwa hal tersebut dalam kata sebenarnya adalah sebuah perbandingan dan menjadi dua hal yang pada dasarnya berlainan dan sengaja dianggap sama, tetapi makna pada kata tersebut sebenarnya berbeda.
 
3.2  Makna yang Terkandung dalam Majas pada Lirik Lagu “Gajah” Karya Tulus
            Sebuah lagu tak hanya berupa suatu lirik yang berisi kata-kata saja, tetapi didalamnya terdapat makna yang terkandung dibalik lirik tersebut. Salah satunya lirik yang mengandung kata-kata kiasan atau bisa disebut lirik lagu yang bermajas. Karena hal yang utama selain penggunaan gaya bahasa dalam sebuah lagu, pemaknaan menjadi hal yang lebih dilihat. Dengan makna tersebutlah yang menjadi daya tarik para pendengar, salah satunya lirik lagu “Gajah” karya Tulus yang saya teliti ini. Saya merasakan lagu ini sangat cocok untuk didengar oleh  siapapun, terkhusus untuk orang yang beranjak remaja, karena dalam lagu ini banyak pelajaran untuk diri kita, saat bagaimana kita menyikapi orang-orang yang menghina diri kita.
            Sebenarnya hampir semua lagu yang dibuat oleh Tulus, berisi sebuah pelajaran hidup, salah satunya lagu “Gajah” ini. Kata “Gajah” yang merupakan judul lirik lagu tersebut, sebenarnya kata kiasan yang memiliki arti perumpamaan dirinya yang bertubuh gemuk pada saat dia masih kecil. Selain itu banyak makna yang terkandung pada setiap lirik dibaitnya.
Lirik lagu bait pertama :
Setidaknya punya tujuh puluh tahun
Tak bisa melompat kumahir berenang
Bahagia melihat kawan yang berenang
Berkumpul bersama sampai ajal
Besar dan berani berperi sendiri
Yang aku hindari hanya semut kecil
Otak ini cerdas kurakit berangka
Wajahmu tak akan pernah kulupa
            Makna bait tersebut, bahwa dalam kehidupan dimulai dari kecil hingga tua, yang dimana masih ada waktu untuk terus belajar, walaupun saat itu hanya bisa satu hal saja, lakukanlah itu semua dengan berani dan kesungguhan, tetapi yang perlu dijauhi adalah orang-orang yang licik. Maka dari itu, pergunakanlah otak kita untuk berpikir, supaya selalu melakukan hal yang baik.
Lirik lagu bait kedua :
Waktu kecil dulu mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah
(Ku marah) ku marah
Kini baru ku tahu puji didalam olokan
Mereka ingatku marah
Jabat tanganku panggil aku gajah
            Makna bait tersebut, dikisahkan bahwa seorang penulis lagu tersebut diejek dengan sebutan ‘gajah’. Saat diejek dengan sebutan itu, dia marah. Karena pada saat itu dia masih kecil, sehingga saat dia mulai dewasa, dia mengerti bahwa ejekan tersebut adalah sebuah pujian bagi dirinya. Sehingga membuat dirinya menerima dan menyikapi hal tersebut dengan baik.
Lirik lagu bait ketiga :
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh, gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
            Makna pada lirik lagu tersebut, bahwa ejekan yang diberikan kepada dirinya, merupakan sebuah pujian baginya dan dia merasa sangat berterima kasih kepada teman yang sudah mengejeknya. Dia menyikapi hal tersebut sebagai sesuatu kekuatan bagi dirinya untuk terus kuat dan terus berusaha untuk lebih baik lagi. Dan mengibaratkan saling membatu satu sama lain serta saling melindungi.
Lirik lagu bait keempat :
Kecil kita tak tahu apa-apa
Wajar bila terlalu cepat marah
Kecil kita tak tahu apa-apa
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
            Makna dalam lirik lagu tersebut, bahwa saat masih kecil setiap orang tentu belum mengerti suatu keadaan dan tak bisa mengontrol emosi. Selain itu hal yang dulu menurut orang itu buruk karena pandangan orang, tetapi pada dasarnya hal tersebut kedepannya merupakan hal yang terbaik. Seperti halnya dalam lagu ini, seseorang yang dulunya diejek paling buruk, tetapi belum tentu kedepannya buruk, karena bisa jadi seseorang itu adalah yang terbaik.
            Jadi, makna lagu “Gajah” karya Tulus ini dapat disimpulkan, bahwa pada saat itu dia masih kecil dan tak tahu apa-apa, sehingga ejekan tersebut menjadikan dirinya tak tahan dan mencari bagaimana cara untuk menyikapinya. Karena dia selalu diejek dengan sebutan gajah, maka menjadi suatu permulaan bagi dirinya untuk mengenal lebih jauh dan mencari tahu mengenai gajah. Pada akhirnya, dia menjadikan itu semua sebagai motivasi dalam hidupnya dan berterima kasih kepada semua temannya yang sudah memanggilnya dengan sebutan gajah. Dengan terjadinya hal seperti itu, menjadikan dirinya untuk terus menaklukan segala hal, bahwa dia mampu membuktikannya kepada mereka yang telah mengejeknya. Dia mampu membuat itu semua menjadi kesuksesan dimasa depan yang akan lebih baik dan dia mampu bangkit dan berusaha dari masa kelam yang dia alami.



BAB 4
PENUTUP
 
4.1  Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :
A.    Lagu merupakan ragam nada atau suara yang berirama dan berasal dari musik, maka tak heran pada zaman ini pun banyak sekali yang menggemari lagu, walaupun kata-kata dalam setiap lagu tak sama termasuk tujuan dibuatnya lagu tersebut, tetapi tak menjadi penghalang untuk menyukainya. Lagu “Gajah” karya Tulus ini, merupakan salah satu lagu yang bagus untuk didengar oleh semua kalangan. Selain itu, didalam lirik lagu “Gajah” karya Tulus ini, terdapat kata-kata kiasan atau bisa disebut sebagai majas. Setelah saya teliti, terdapat satu majas yang banyak digunakan didalam lirik lagunya, yaitu majas simile/perumpamaan.
B.     Sebuah lagu tak hanya berupa suatu lirik yang berisi kata-kata saja, tetapi didalamnya terdapat makna yang terkandung dibalik lirik tersebut. Salah satunya lirik yang mengandung kata-kata kiasan atau bisa disebut lirik lagu yang bermajas. Salah satunya suatu lagu yang berjudul “Gajah” karya Tulus yang memiliki makna, bahwa pada saat itu dia masih kecil dan tak tahu apa-apa, sehingga ejekan tersebut menjadikan dirinya tak tahan dan mencari bagaimana cara untuk menyikapinya. Karena dia selalu diejek dengan sebutan gajah, maka menjadi suatu permulaan bagi dirinya untuk mengenal lebih jauh dan mencari tahu mengenai gajah. Pada akhirnya, dia menjadikan itu semua sebagai motivasi dalam hidupnya dan berterima kasih kepada semua temannya yang sudah memanggilnya dengan sebutan gajah. Dengan terjadinya hal seperti itu, menjadikan dirinya untuk terus menaklukan segala hal, bahwa dia mampu membuktikannya kepada mereka yang telah mengejeknya. Dia mampu membuat itu semua menjadi kesuksesan dimasa depan yang akan lebih baik dan dia mampu bangkit dan berusaha dari masa kelam yang dia alami.
 
4.2 Saran
            Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kami selaku pembuat makalah. Saya berharap makalah ini dapat menjadi rujukan atau referensi bagi para pembaca. Serta saya dengan terbuka menerima masukan-masukan dari para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, K. P. d. K. R. I., 2016. KBBI. 5th ed. s.l.:Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Herliani, Y. d. H. I., 2018. Menulis Karya Ilmiah. 1st ed. Bandung: Pustaka Humaniora.
Indonesia, T. D. B., 2017. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Bandung: LSIPK Universitas Islam Bandung.
Kebudayaan, B. P. d. P. B. K. P. d., 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. 4th ed. s.l.:s.n.
Prasetiawati, E., 2008. Modul Bahasa Indonesia : Majas dan Gaya Bahasa Kelas XI. 1 ed. Bandung: Yayasan Widya Bhakti.







Next Post Previous Post

Pages