Materi Worldview Dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya Dan Islam (Komunikasi Antar Budaya)

 

RESUME MATERI WORLDVIEW DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN ISLAM

 

Pengertian Worldview

Worldview dalam kata lain yaitu weltanschauung/ weltanzincht (bahasa Jerman) yang berarti pandangan Hidup. Menurut Ninian Smart, Worldview adalah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan moral. Worldview, jadinya adalah segala sesuatu di dalam diri manusia yang difungsikan sebagai penggerak atau pengendali dalam kehidupan mereka dalam berbagai aspeknya.

Maka inti worldview, menurut Smart bertitik tumpu pada kekuatan manusia dalam merespon, menerima dan mengaplikasikan potensi dalam dirinya untuk difungsikan sebagai motor kehidupan. Dalam definisi yang dipaparkan Ninian Smart tidak menampakkan unsur metafisis dalam definisi Worldview tetapi lebih condong pada unsur humanis.

Worldview lahir bukanlah secara tiba-tiba tetapi kelahirannya melewati proses yang panjang melalui beberapa aktivitas-aktivitas. Aktivitas tersebut diantaranya adalah aktivitas agama, budaya, kultur, tradisi, kepercayaan dll, ada juga yang terlahir melalui aktivitas Ilmiah. Dari aktivitas agama, budaya, kultur, tradisi, kepercayaan maka lahirlah Worldview Natural.

Dari aktivitas ilmiah inilah lahir pandangan hidup saintifik yang diklaim sebagai Worldview Barat; yang dalam perkembagnanya menjadi quasi saintifik sebagai embrio utama yang akan menjadi worldview Islam. Dari hasil santifik dan quasi saintifik kedua hasil ini disebut worldview transparan.

 

Worldview dalam Komunikasi Antar Budaya

Worldview dalam komunikasi antarbudaya merupakan cara pandang yang dipengaruhi oleh kebudayaan (kebudayaan telah menerima peran yang bervariasi) kemudian menggerakkan atau membentuk semacam spirit bagi individu untuk menjelaskan sebuah peristiwa.

Setiap kebudayaan mengajarkan cara-cara tertentu untuk memproses informasi yang masuk dan keluar dari atau ke lingkungan sekeliling mereka, misalnya mengatur bagaimana setiap anggota budaya memahami cara mengemas informasi, kemudian melakukan pertukaran informasi. Kebudayaan yang prosedur pengalihan informasi menjadi lebih sukar di komunikasikan kita sebut High context culture (HCC), sebaliknya kebudayaan yang prosedur pengalihan informasinya lebih gampang dikomunikasikan, kita sebut Low context culture (LCC).

 

Worldview dalam Islam

Worldview dalam Islam memiliki dimensi makna sepadang dengan Al-mabda’ Al-Islamiy, atau at-tashawwur al-Islamiy, atau ru’yatul Islamiy, atau bahkan nazharaat al-Islamiyyah. Berdasarkan terminologi-terminologi tersebut, dapat kita pahami secara bahasa nampaknya Worldview merujuk kepada sebuah sistem pandangan hidup.

Worldview Islam diawali dari turunnya wahyu yang disampaikan kepada Nabi melalui perantara Malaikat, kemudian wahyu tersebut disebarkan kepada Manusia. Berdasarkan wahyu tersebut manusia membuat bangunan struktur kelimuan dilanjutkanlah struktur tersebut dengan aktivitas ilmiah dan melahirkan ilmuwan, lalu ilmuwan tersebut memberikan mekanisme penyebaran ilmu dari ilmu-ilmu yang masih umum itu kemudian diklasifikasi menjadi beberapa disiplin ilmu dan konsep-konsep dasar maka tersebarlah Ilmu tersebut kemudian menyatu menjadi worldview Islam.

Worldview Islam dapat dirujuk dari definisi-definisi sejumlah tokoh. Di antaranya, adalah Al-Mawdudi. Al-Mawdudi mendefinisikan Islam sebagai sebuah sistem Pandangan hidup dimulai dari konsep keesaan Tuhan Asy-syahadah yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan di dunia. Dari pendapat Al-Mawdudi ini, dapat dijabarkan secara luas yaitu Islam berawal dari Syahadah persaksian dengan hati kemudian diikrarkan dengan lisan selanjutnya diaplikasikan dalam totalitas kehidupan seperti berdagang, hubungan sosial, menuntut Ilmu, mengerjakan rukun Islam, rukun Iman, bekerja, menikah dan lain-lain, itu semua adalah aplikasi kehidupan beragam yang bermula dari satu konsep yaitu Asy-Syahadah.

Menurut Atif al-Zayn pandangan hidup Islam adalah Aqidah Fikriyyah. Aqidah Fikriyyah, artinya adalah kepercayaan yang berdasarkan pada akal, yang daripadanya lahir suatu sistem. Secara konseptual, Aqidah fikriyyah yang dimaksud disini adalah Iman Syahadah yang dibebankan kepada seorang muslim aqil-baligh kemudian dari Iman dan Syahadah tersebut setelah keluarlah sistem-sistem seperti; politik Islam, tradisi keilmuan dalam Islam, ekonomi Islam, tradisi filsafat Islam. Definisi worldview di sini adalah sebuah totalitas kehidupan yang melingkari aktifitas muslim.

Sayyid Qutb, di lain sisi mempunyai pandangan bahwa Islam adalah akumulasi keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim yang memberi gambaran tentang wujud dan apa-apa dibalik itu.  Pendapat Sayyid Qutb diatas, jika diuraikan telah menggabungkan antara dimensi akal dan Iman; di mana keduanya berfungsi untuk membaca tentang realitas atau wujud yang tidak hanya merujuk kepada sesuatu yang tampak namun juga merujuk pada unsur yang bersifat metafisik atau yang tidak terlihat.

Dalam praktiknya, seorang muslim ketika akan bekerja untuk mencari harta megawali aktifitas tersebut dengan doa kepada Allah dan menggantungkan seluruh hasilnya kepada Allah, dari contoh tersebut terjadi komunikasi antara jasad yang melakukan sesuatu yang bisa dilihat tetapi jasad tersebut diiringi dengan sesuatu yang metafisik yaitu doa dan penyerahan diri kepada Allah.

Argumentasi Syed Naquib al-Attas hampir sama seperti Sayyid Qutb bahwa pandangan Islam itu ada dua dimensi, dimensi fisik dan metafisik. Diawali dengan realitas kemudian dilanjutkan dengan kebenaran untuk sampai pada makna hakikat wujud. Lalu apakah hakikat wujud itu? Hakikat wujud adalah sesuatu yang nampak dan sesuatu yang tidak nampak.

Dari sejumlah penjabaran diatas, bahwa definisi bahwa Worldview dalam Islam adalah berawal dari mabda’ asy-syahadah kemudian menjadi aqidah fikriyyah yang terpadu dalam Iman dan akal. Paduan ini kemudian diaplikasikan dalam sebuah totalitas kehidupan seorang muslim sebagai sebuah proyeksi atas realitas dan kebenaran.

Selain itu, dapat ditarik kesimpulan juga bahwa worldview Islam adalah cara pandang seorang Muslim mencakup aspek batin dan aspek jasad secara menyeluruh atas realitas dan kebenaran. Ia melingkupi aspek yang terlihat (fisik) maupun tak terlihat (metafisik), sedangkan worldview barat hanya berkutat didalam sesuatu yang bersifat manusiawi dan materi (fisik) semata.




Sumber Pendukung:

https://saa.unida.gontor.ac.id/worldview-islam-sebuah-pengantar/

http://yuwanesputro.blogspot.com/2016/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1

http://astrimeya.blogspot.com/2015/03/world-view-komunikasi-antar-budaya.html?m=1#:~:text=Singkat%20nya%2C%20world%20view%20merupakan,individu%20untuk%20menjelaskan%20sebuah%20peristiwa.

Next Post Previous Post

Pages