Materi Studi Agama-Agama
Rangkuman materi Studi Agama-agama
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Agama
merupakan salah satu aspek yang paling penting daripada aspek-aspek budaya yang
dipelajari oleh para antropolog dan para ilmuwan sosial lainnya. Di dalam
agama, dijumpai ungkapan materi budaya dalam tabiat manusia serta dalam sistem
nilai, moral dan etika. Agama itu saling pengaruh-mempengaruhi dengan sistem
organisasi kekeluargaan, perkawinan, ekonomi, hukum dan politik. Maka beragama
merupakan kebutuhan bagi manusia.
Dalam kehidupan
beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan
ghaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan
individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. Kepercayaan itu
menimbulkan perilaku tertentu, seperti berdo’a, memuja dan lainnya yang dapat
menimbulkan sikap mental tertentu. Berbicara mengenai kehidupan beragama tentu
berbicara mengenai suatu subjek yang melakukannya yaitu, manusia. Dalam
beragama tentu terdapat perilaku-perilaku tersendiri yang dilakukan oleh
manusia, perilaku-perilaku yang akan diteliti oleh para antropolog inilah yang
akan menjerumus kedalam permasalahan kajian dalam agama. Maka, dalam makalah
ini akan dipaparkan mengenai permasalahan kajian dalam agama melalui teori
teori yang dikemukakan oleh para teoritis mengenai agama.
- Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
saja agama-agama yang ada di dunia ?
2. Bagaimana
skema atau peta konsep studi agama-agama ?
3. Bagaimana
pendapat tujuh teoritis tentang agama ?
4. Bagaimana
penjabaran studi agama-agama ?
- Tujuan
Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
1. Mengetahui
agama-agama yang ada di dunia
2. Mengetahui
skema atau peta konsep studi agama-agama
3. Mengetahui
pendapat tujuh teoritis tentang agama
4. Mengetahui
penjabaran studi agama-agama
- Manfaat
Penulisan
Supaya saya dan para
pembaca dapat mengetahui
serta memahami agama-agama besar di dunia, skema atau peta konsep studi
agama-agama, pendapat tujuhs teoritis tentang agama dan penjabaran mengenai
studi agama-agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Agama-agama
Besar di Dunia
Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang
terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Terdapat
10 agama-agama terbesar di dunia :
1) Kristen
Pengikut
: 2,3 Miliar pengikut
Dari
jumlah penduduk : 32 Persen
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran,
hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus
Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang
menebus manusia dari dosa.Agama Kristen adalah agama tertua dan paling populer
di planet ini. Mereka percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. Mereka memiliki
iman yang tinggi dalam kematian dan kembalinya Yesus. Agama ini didirikan oleh
Yesus Kristus di suatu tempat sekitar 27 M. Agama Kristen juga merupakan Agama
Abrahamik tertua. Orang-orang yang mengikuti agama ini disebut orang Kristen.
Kitab suci mereka disebut Alkitab dan dibaca oleh sebagian besar orang Kristen.
Agama Ini terdiri dari dua bagian yang ditambahkan menjadi satu: Perjanjian
Lama & Perjanjian Baru. Ada tiga jenis komunitas Kristen: Ortodoksi Timur,
Katolik Roma dan Protestan. Masing-masing bagian dilengkapi dengan berbagai
keyakinan, khotbah dan tradisi.
2) Islam
Pengikut
: 1,6 Miliar pengikut
Dari
total populasi : 23 Persen
Islam didirikan pada 610 M oleh Nabi Muhammad. Pengikut ajaran
Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada
Tuhan”, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi
perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia
melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh
bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah
serta Sunnah dan Quran. Islam adalah agama tertua dan terbesar kedua di dunia.
Kitab suci Al Quran dibaca oleh semua umat Islam. Komunitas Muslim terdiri dari
dua kelompok : Syiah dan Sunni. Hampir 90% pengikut Islam adalah orang Sunni
dan hanya 10% orang adalah Syiah. Sama seperti Yudaisme dan Bahaisme, Islam
juga merupakan Agama Ibrahim.
3) Hindu
Pengikut
: 1 Miliar pengikut
Dari
jumlah penduduk : 15%
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharma “Kebenaran Abadi”), dan
Vaidika-Dharma (“Pengetahuan Kebenaran”) adalah sebuah agama yang berasal dari
anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme)
yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan
muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia
yang masih bertahan hingga kini.Hinduisme saat ini merupakan agama terbesar
ketiga di dunia dan juga salah satu agama tertua di bumi ini. Hampir 99,99%
dari total populasi Hindu tinggal di Asia Selatan dan India terdiri dari 90%
pengikut Hindu. Fakta menarik tentang Hinduisme adalah bahwa tidak ada pendiri
agama ini dan keberadaan agama ini dapat dilacak sampai 1500 SM. Upanishad dan
Veda adalah kitab suci Hinduisme.
4) Buddha
Pengikut
: 400 Juta
Dari
jumlah penduduk : 7 persen
Buddha (Sanskerta: बुद्ध berarti. Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari
perkataan Sanskerta: “Budh”, untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu
yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang
kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk
Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap “Buddha bagi
waktu ini”). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi
manusia yang telah sadar.Buddhisme didirikan pada tahun 600 SM oleh Siddhartha
Gautama yang juga dikenal sebagai Buddha "Sang Buddha" adalah agama
Dharma dan sama seperti Hinduisme, ajaran didasarkan pada kehidupan setelah
kematian, karma dan reinkarnasi. Orang-orang yang mengikuti ajaran Buddha
disebut Buddhis. Kitab suci Buddhisme disebut "The Tripitaka yang berarti
Tiga Keranjang. Versi sebenarnya dari buku ini ditulis dalam bahasa Pali. Agama
ini memiliki sekte yang berbeda seperti Mahayana, Vajrayana dan Hinayana. Banyak
daerah di Asia juga mengikuti Buddhisme Tibet yang merupakan bagian dari
Vajrayana.
5) Sikhim
Pengikut
: 30 Juta pengikut
Dari
total populasi : 0,4 Persen
Sikhisme (bahasa Punjabi : ਸਿੱਖੀ) adalah salah satu agama terbesar di dunia. Agama ini berkembang
terutamanya pada abad ke-16 dan 17 di India. Kata Sikhisme berasal dari kata
Sikh, yang berarti “murid” atau “pelajar”. Kepercayaan-kepercayaan utama dalam
Sikhisme adalah: Percaya dalam satu Tuhan yang pantheistik. Kalimat pembuka
dalam naskah-naskah Sikh hanya sepanjang dua kata, dan mencerminkan kepercayaan
dasar seluruh umat yang taat pada ajaran-ajaran dalam Sikhisme: Ek Onkar (Satu
Tuhan). Ajaran Sepuluh Guru Sikh(serta para cendekiawan Muslim dan Hindu yang
diterima) dapat ditemukan dalam Guru Granth Sahib.Sikhisme didirikan oleh Guru
Nanak pada 1469-1539 M. Agama ini didirikan di negara bagian Punjab di India.
Sikhisme adalah agama Dharma terbesar ketiga dan orang-orang yang mengikuti
agama ini disebut Sikh. Kitab suci agama ini adalah "Guru Granth Sahib"
yang ditulis dalam naskah Gurmukhi awalnya. Orang Sikh bisa dikenali dengan
turban terutama di kepala pria.
6) Judaism
Pengikut
: 20 Juta
Total
populasi : 0,3%
Judaism didirikan oleh Abraham, Yakub dan Issac pada tahun 1300 SM.
Seperti Bahaisme, agama ini juga merupakan agama Ibrahim dan salah satu agama
tertua di dunia. Dengan lebih dari 20 juta pengikut di seluruh dunia, ini
adalah agama terbesar keenam. Para pengikut Yudaisme disebut orang Yahudi dan
mereka berpisah menjadi majelis trombin Konservatif, Ortodoks dan Liberal.
Israel terdiri dari populasi inti Yahudi yang diikuti oleh Amerika Serikat
dimana persentase maksimum masyarakat terkonsentrasi
7) Bahaism
Pengikut
: Diperkirakan 8 Juta
Dari
jumlah penduduk : 0,15 Persen
Bahaism didirikan oleh Mirza Husayn Ali (Bahaullah) pada tahun 1900
Masehi. Ini awalnya bermula di Iran pada abad ke-19 di mana Bahaullah
mengkhotbahkan agama tersebut namun kemudian menjadi korban kekerasan
berkali-kali selama hidupnya dan meninggal di Palestina setelah ditangkap di
sebuah penjara. Para pengikut agama ini dikenal sebagai Bahai dan Babis. Kitab
suci orang Bahai adalah Kitab al-Aqdas. Agama ini mengikuti ajaran Ibrahim dan
saat ini tersebar di negara-negara timur tengah dan banyak wilayah Asia.
8) Confucianism
Pengikut
: 7 Juta pengikut
Total
populasi : 0,1%
Konfusianisme didirikan oleh Kong Qiu (K'ung Ch'iu) pada tahun 600
SM. Sama seperti Shintoisme, Konfusianisme adalah agama Tao dan terdiri dari
sebagian besar populasi dari Asia Tenggara. Para pengikut dikenal sebagai
Konfusius dan Konghucu. Ada empat buku besar dari agama ini dan lima buku
klasik yang merupakan kitab suci Konfusianisme. Dengan lebih dari 7 juta
pengikut di seluruh dunia, Konfusianisme adalah agama terbesar kedelapan di
dunia.
9) Jainism
Pengikut
: 4,5 juta
Dari
jumlah penduduk : 0,06%
Jainisme didirikan pada tahun 600 SM oleh "The Great
Hero" Mahavira. Orang-orang yang mengikuti Jainisme disebut Jain. Tulisan
suci Jainisme disebut Jain Agamas dan ada lebih dari empat puluh Jain Agamas.
Tulisan suci ini tersedia dalam bahasa Prakrit. Agama ini memiliki dua kategori
pengikut, The Shvetambaras dan The Digambaras. Ini adalah agama Dharma dengan
khotbah dasar non-kekerasan, hidup setelah kematian, dll.
10) Shintoism
Pengikut
: Sekitar 4 juta
Dari
Jumlah Penduduk : 0,01%
Shinto (神道 Shintō ), secara harfiah bermakna “jalan/jalur dewa”) adalah
sebuah agama yang berasal dari Jepang. Dari masa Restorasi Meiji hingga akhir
Perang Dunia II, Shinto adalah agama resmi di Jepang. Agama Shinto melibatkan
penyembahan kami, yang bisa diterjemahkan sebagai dewa, roh alam, atau sekedar
kehadiran spiritual. Sebagian kami berasal dari daerah setempat dan bisa
dianggap sebagai roh yang mewakili daerah tersebut, namun kami lainnya mewakili
benda-benda dan proses alami utama, misalnya Amaterasu, sang dewi
matahari.Shintoisme didirikan pada tahun 300 SM. Dengan tidak adanya pendiri
yang spesifik, orang yang mengikuti agama ini disebut Shinto. Ini adalah bentuk
agama Toaic. Agama ini memiliki dua kitab suci yang diketahui, yaitu Nihon
Shoki dan The Kojiki, yang ditulis dan diselesaikan pada tahun 712 M.
B.
Skema atau Peta
Konsep Studi Agama-agama
Penjelasan
Skema :
Dalam
studi agama-agama abstrak adalah awal skema, setelah itu menganai agama-agama
di dunia, terdapat umum, ciri-ciri dan mengenai pembahasan agama Islam secara
jelas dan gamblang serta dunia dan kesimpulan dari keseluruhan.
C.
Pendapat Tujuh
Teoritis Tentang Agama
a)
Animisme oleh
E.B. Tylor
Animisme dalam filsafat adalah doktrin yang menempatkan asal mula
kehidupan mental dan fisik dalam suatu energi yang lepas atau
sekurang-kurangnya berbeda dari jasad.
Sedangkan dalam pandangan Sejarah Agama ialah kepercayaan terhadap
makhluk-makhluk spiritual yang erat sekali hubungannya dengan tubuh atau jasad.
Salah satu seorang teoritis yaitu Tylor seorang Inggris yang ahli folklor,
sastra dan peradaban Yunani dan Romawi klasik. Ia akhirnya tertarik kepada ilmu
arkeologi dan tulisan etnografi karena ikut berkelana dengan keluarganya ke
Afrika dan Asia.
Dari kajian tentang religi dan agama manusia, ia memandang asal
mula agama adalah sebagai kepercayaan kepada wujud spiritual (a belief in
spiritual being). Agama digambarkan
sebagai kepercayaan kepada adanya ruh gaib yang berpikir, bertindak dan
merasakan sama dengan manusia. Kepercayaan kepada yang gaib dalam agama punya
asal-usul dari kepercayaan animisme dan dinamisme masyarakat primitif. Segala
sesuatu di alam ini dipercayai punya ruh atau jiwa. Kepercayaan kepada ruh atau
jiwa ini karena masyarakat primitif menyadari perbedaan antara hidup dan mati
dan adanya peristiwa mimpi. Makhluk hidup bergerak-gerak, dan yang telah mati
tidak bergerak lagi. Ketika mimpi, manusia merasakan berada pada alam lain,
sedangkan jasmaninya tetap di tempat tidur.
Jiwa yang telah lepas dari tubuh setelah mati dinamakan dengan
spirit. Ketika masih hidup, berada dalam jasmani dan dinamakan dengan soul.
Ruh-ruh yang telah berpisah dari jasad itu, menurut kepercayaan masyarakat
primitif, menempati alam sekeliling manusia dan dapat berbuat hal-hal yang
tidak dapat diperbuat manusia hidup. Dengan demikian, ruh-ruh itu mendapat
tempat yang sangat panting dalam kehidupan mereka dan mendapat penghormatan dan
penyembahan dalam bentuk sesajen, doa, korban dan lainnya. Religi seperti
inilah yang disebutnya dengan animisme.
Kemudian kepercayaan kepada ruh itu berevolusi menjadi kepercayaan
kepada dewa-dewa alam yang berada di belakang setiap peristiwa alam.
Selanjutnya kepercayaan kepada dewa-dewa alam ini berevolusi seiring dengan
adanya konsep negara dalam kehidupan manusia, menjadi berbagai pangkat dewa
yang akhirnya ada yang tertinggi, yaitu satu raja dewa, sehingga sampai kepada
kepercayaan monoteisme. Akan tetapi, semuanya punya kesamaan, yaitu percaya
kepada wujud spiritual. Agama digambarkan sebagai kepercayaan kepada adanya ruh
gaib yang berpikir, bertindak dan merasakan sama desngan manusia. Dengan
demikian, ia juga penganut aliran evolusi dalam memahami kebudayaan manusia.
Dalam tahapan kedua mengenai evolusi religi, manusia percaya bahwa
semua fenomena alam yang bergerak adalah disebabkan oleh spirit dan kemudian
dipersonifikasi sebagai makhluk-makhluk atau pribadi-pribadi yang mempunyai
kemauan, pikiran dan kehendak. Kemudian dalam tahapan ketiga evolusi religi,
bertautan dan berjalan dengan perkembangan suatu masyarakat yang terwujud dalam
susunan dan tata pemerintahan. Pendapat-pendapat dan konsep maupun teori Tylor
ini kemudian tidak dapat bertahan, karena ternyata evolusi klasik dihadapkan
pada suatu suasana sosial dimana di Barat sendiri, perkembangan masyarakat
secara mekanis bergerak ke arah kemajuan yang menyeluruh.
b)
Magi oleh J.G.
Frazer
Magi berasal dari Bahasa Persia, maga yang barangkali berarti iman
atau pendeta untuk agama Zoroaster, yang bertugas mengembangkan dan memelihara
kelestarian agama dualisme dan juga memimpin segala upacara agama. Magi
dikatakan juga sangat erat hubungannya dengan sihir. Honig menyamakan arti
kedua kata ini, magi sama dengan sihir. Salah satu teoritis yaitu J.G. Frazer
seorang pengagum atau murid Tylor berasal dari Skotlandia. Dia membedakan
religi dengan magi yang sama-sama cocok bagi masyarakat yang masih berpikir
pralogis. Sedangkan sains cocok bagi masyarakat modern yang sudah berpikir
logis, Ia juga tidak mengemukakan definisi agama secara spesifik.
Magi dikembangkan dengan harapan dapat memengaruhi proses alam
sehingga menguntungkan manusia. Supaya hujan tidak turun pada suatu perhelatan,
banjir tidak datang, gunung tidak meletus, digunakan kekuatan magi oleh orang
ahli magi yang biasanya kepala suku. Kerja ahli magi yang mirip dengan tukang
sihir berusaha memaksa kekuatan alam menurut yang dikehendakinya dengan mantra
dan jampi-jampi. Akan tetapi, tatkala mantra magis untuk mengendalikan gejala alam
sudah tidak ampuh, supaya masyarakat primitif dapat bertahan hidup. mereka
menggunakan agama.
Agama menekankan bahwa gejala alam dikuasai oleh kekuatan
supernatural. Karena itu, perilaku orang beragama adalah berdoa, memohon belas
kasihan, berharap dengan sepenuh hati, kepada kekuatan supernatural itu. Oleh
karena itu, esensi agama, dalam pandangan Frazer, adalah ketergantungan atau
kepercayaan kepada kekuatan supernatural.
Selanjutnya ketika peran agama telah lemah klan memudar, tampil sains
yang dikatakan sebagai magi tanpa kesalahan. Frazer dipengaruhi oleh
perhatiannya kepada kehidupan masyarakat primitif. Dengan demikian,
pandangannya terhadap agama juga sebagai pandangan orang modern terhadap
keyakinan dan perilaku hidup masyarakat primitif.
c)
Agama dan
Kepribadian oleh Sigmund Freud
Sigmund Freud (1856-1939) mengatakan bahwa agama adalah ilusi
manusia di satu segi dan dari segi lain agama juga berfungsi untuk menimbulkan
berbagai penyakit jiwa akibat banyak keinginan bawah sadar manusia yang dilarang
oleh agama. Menurut Sigmund Freud bimbingan dan pendidikan agama sangat
berfungsi bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Pendidikan moral dan akhlak ini adalah upaya membekali ego-ideal
dengan nilai-nilai luhur. Ego-ideal ini terbentuk oleh lingkungan baik di
keluarga maupun masyarakat. Sedangkan peletak dasarnya adalah orang tua. Bahkan
dalam ajaran Islam misalnya dikemukakan, bahwa setiap bayi dilahirkan dalam
keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang bertanggung jawab apakah anak
itu (nantinya) akan menjadi yahudi, Nashrani atau Majusi (Hadis). Keberagamaan
anak hampir sepenuhnya ditentukan oleh pengaruh orang tua. Inilah agaknya yang
dikemukakan Sigmund Freud sebagai father image
(citra bapak), yang dimana pemahaman agama pada anak sangat
tergantung dari sikap dan perlakuan
orang tua dalam menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari di rumah
tangga.
d)
Masyarakat
Sebagai yang Sakral oleh Emile Durkheim
Emile Durkheim (1885-1917) mengemukakan esensi agama sebagai
kehendak masyarakat itu sendiri. Karena itu, agama adalah ciptaan masyarakat,
bahkan yang dipercayai sebagai Tuhan sebenarnya adalah masyarakat itu sendiri.
Prinsip definisi Durkheim tentang agama adalah pada pembedaan antara yang
sakral dan yang profan. Yang profan memang bisa menjadi sakral, tetapi melalui
pengembangan upacara ritual. Karena metodenya harus seperti alam, Durkheim
membantah definisi agama sebagai keyakinan kepada wujud spiritual atau kekuatan
supernatural.
e)
Agama Sebagai
Alienasi oleh Karl Marx
Menurut Karl Mark “Agama adalah kesadaran diri dan perasaan diri
bagi manusia, ketika ia belum berhasil menemukan dirinya atau ketika ia sudah
kehilangan dirinya. Namun manusia itu bukan suatu makhluk abstrak yang
“bercokol” di luar dunia. Manusia adalah dunia manusia, negara, masyarakat
negara, masyarakat itu menghasilakn agama, yang merupakan suatu
kesadaran-terhadap -dunia yang tidak masuk akal, sebab negara, masyarakat itu
merupakan suatu dunia yang tak masuk akal. Agama adalah teori umum tentang
dunia itu (…) Ia adalah realisasi fantastis makhluk manusia, oleh karena
makhluk manusia tidak memiliki realitas sejati (…) Kesengsaraan religius, di
satu pihak adalah pernyataan daripada kesengsaraan nyata, dan di lain pihak,
suatu protes terhadap terhadap kesengsaraan nyata itu. Agama adalah keluhan
makhluk tertindas, jiwa suatu dunia yang tak terkalbu, sebagaimana ia merupakan
roh suatu kebudayaan yang tidak mengenal roh. Agama adalah candu rakyat”. Karl Mark (1818-1883) juga mengatakan bahwa agama
sebagai alat bagi kelas borjuis untuk memeras kelas.
f)
Realitas yang
Sakral oleh Mircea Eliade
Agama bukan hasil dari realitas yang lain, agama bukan suatu
variabel dependen, seperti yang dikemukakan oleh ahli lain. Agama harus
dipahami sebagai yang memengaruhi aspek-aspek kehidupan yang lain, sebagai
variabel independen Agama tidak cukup dipahami seperti cara kerja sejarawan,
tetapi juga harus dengan pendekatan dari dalam dan secara fenomenologis,
penjelasan ini dikemukakan oleh Mircea Eliade. Ia mengatakan bahwa ia percaya
kepada independensi atau otonomi agama. Agama bukan penampilan dari ekonomi
atau lainnya.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pembicaraan mengenai
pengaruh memengaruhi ini tidaklah spesifik mengungkap definisi agama, tetapi lebih
dekat kepada pembahasan tentang teori. Namun, pendapatnya bahwa agama adalah
sesuatu yang independen dan otonomi , tidak ada salahnya kalau pandangan Eliade
diungkap dalam pembahasan tentang teori.
g)
Construct of
Heart Masyarakat oleh E.E. Evans-Pritcard
Pandangan Evans-Pritcard tentang agama berbeda dengan
pendapat-pendapat ahli lainnya, ia tidak mengemukakakn definisi agama secara
eksplisit. Dalam menjelaskan agama, Evans-Pritchard mengungkap pandangannya
tentang magi, menurutnya magi adalah kepercayaan bahwa beberapa aspek kehidupan
dapat dikontrol atau direkayasa dengan kekuatan mistik atau kekuatan
supernatural. Magi atau ilmu sihir
didasarkan kepada kepercayaan bahwa kegagalan itu karena adanya kekuatan lain
yang memengaruhi hukum alam sehingga hukum alam itu tidak berlaku padanya,
seperti kenapa suatu penyakit hanya menyerang dia. Evans-Pritchard mengatakan
bahwa logika magi itu sangat cerdas dan tepat untuk menghadapi berbagai
permasalahan sehari-hari. Evans-Pritchard membantah evolusi kepercayaan dari
animisme, ke dinamisme, polyteisme, trinitas dan monoteisme.
h)
Agama Sebagai
Sistem Budaya oleh Clifort Geertz
Agama dan kebudayaan tidak mungkin dipelajari dari luar
(positivistik) seperti kita mempelajari benda-benda alam. Menurut Geertz,
kebudayaan hanyalah konteks makna yang dipahami bersama atau “struktur arti
yang mapan” , walaupun disadarinya pula bahwa simbol menduduki peran penting
dalam kebudayaan.
Yang
dimaksud Geertz mengenai agama sebagai sistem budaya adalah :
“(1)
sebuah sistem simbol yang berlaku untuk (2) menetapkan suasana hati dan
motivasi-motivasi yang kuat, yang meresap dan yang tahan lama dalam diri
manusia dengan (3) merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum
eksistensi dan (4) membungkus konsep-konsep ini dengan semacam pancaran
faktualitas, sehingga (5) suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak khas
dan realistik.”
Agama merumuskan konsep tentang tatanan kehidupan yang umum,
memberi suatu arti yang mutlak, suatu suatu tujuan pesanan yang besar pada
dunia. Maka dalam agama pada suatu sisi berdiri konsepsi tentang dunia dan pada
sisi lain berdiri serangkaian suasana hati dan motivasi yang dibimbing oleh
ide-ide moral.
D.
Penjabaran
Mengenai Studi Agama-agama
Belajar Studi Agama-agama (Kajian Teori)
a)
Memposisikan
Istilah Agama
Terdapat
tiga istilah mengenai agama :
1)
Agama
(Religion) : Religion (mengikat dengan
kencang) dari kata religare (membaca kembali/ membaca berulang-ulang dan
penuh perhatian). Agama berasal dari Bahasa sansekerta, agama datang dari dalam
dan luar yang masuk ke batin. Agama dalam substansi (dasar) yang merupakan isi
dari pada agama dan dalam fungsional agama menyangkut kebutuhan hidup (agama
ikut mempengaruhi). Menurut Karl Marx agama itu candu bagi masyarakat, menurut
Durkhem agama ada kaitannya dengan sosiologi (fungsi) sehingga berhubungan
dengan masyarakat (substansi).
2)
Keagamaan
(Religius)
3)
Keberagamaan
(Religiusitas) : Ketaatan
kepada agama
Lingkaran
Konsentris Konsep Keberagamaan
b)
Asal-Usul Agama
Pada abad 18 terjadi konflik berdalih agama, merupakan suatu
keyakinan yang susah untuk dirubah bila diganggu muncul emosinya. Terdapat
deisme yang merupakan pandangan hidup atau ajaran yang mengakui adanya Tuhan
sebagai pencipta alam semesta, tetapi tidak mengakui agama, karena ajarannya
didasarkan atas keyakinannya pada akal dan kenyataan hidup. Menurut kaum Deis
agama harus dijelaskan tanpa bantuan wahyu supernatural, harus bersifat
terbuka, dapat dijelaskan mengapa ia ada, apa tujuannya dan bagaimana ia
muncul.
Ilmu
itu dibangun dari : (1) Kata (Agama), (2) Kalimat (Orang yang
melakukan/ menjelaskan agama), (3) Konsep (Memulai agama dengan konsep apa),
(4) Teori (Hasil dari konsep, yang dijadikan sebagai munculnya ilmu, (5) Ilmu
c)
Fungsi dan
Peran Agama dalam Kehidupan Manusia
Peran dan fungsi agama bagi manusia sangatlah berpengaruh terhadap
kehidupannya,karena agama adalah suatu pedoman hidup seseorang untuk mencapai
kebahagiaan dunia maupun akhiratnya. Ada beberapa alasan tentang mengapa agama
itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
·
Karena agama
merupakan sumber moral
·
Karena agama
merupakan petunjuk kebenaran
·
Karena agama
merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
·
Karena agama memberikan
bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
Manusia
sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta
tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Nahl (16) : 78. Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia
menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara
mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi
oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar
dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
·
Godaan dan
rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut
istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah
yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah atau kebaikan.
·
Godaan dan
rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut
istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang
berusaha menarik manusia kepada kejahatan.
Disinilah
letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan
yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi
Agama Kepada Manusia :
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah
disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk
menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah :
·
Memberi
pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama
dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi
penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia
di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui
inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya,
agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan
setiap manusia harus menaati Allah SWT.
·
Menjawab
pelbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Setengah
persoalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak
terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu.
Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
·
Memberi rasa
kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama
merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem
agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah
laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
·
Memainkan
fungsi kawasan sosial.
Kebanyakan
agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri
sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya.
Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
Fungsi
Sosial Agama :
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu
pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative
factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat
destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor). Pembahasan tentang fungsi
agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif
dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi
Integratif Agama :
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat
berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara
anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial
yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang
mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh
kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam
masyarakat.
Fungsi
Disintegratif Agama :
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang
mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat
yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan,
memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini
merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok
pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan
eksistensi pemeluk agama lain.
d)
Kedudukan Agama
(Bagi Manusia Modern)
Kehidupan manusia sangatlah kompleks sehingga tidak bisa lepas
dengan agama. Agama berkedudukan sebagai benteng kesehatan mental dan bersikap
serta berperilaku menghapai setiap pelik masalah yang menimpa. Agama merupakan
makanan untuk memenuhi kehausan jiwa, karena antara jiwa dan agama memiliki
korelasi yang kuat. Jika kebutuhan jiwa terpenuhi maka akan tercipta sebuah
perasaan yang tenteram dan damai. Agama berperan dalam mewujudkan kehidupan
manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk
bagaimana seharusnya manusia menyikapi hidup dan kehidupan agar lebih bermakna
dalam arti yang luas.
Ditinjau dari sisi psikologis, bahwa tingkah laku yang dimunculkan
manusia bersumber dari gejala kejiwaan yang mereka alami. Perilaku manusia yang
dimunculkan dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Ketika seorang berjumpa
saling mengucapkan salam, hormat kepada orang tua dan guru, menutup aurat
merupakan gejala keagamaan yang dapat dijelaskan melalui jiwa agama.
e)
Agama-agama di
Dunia
Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang
terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Terdapat
tiga belas agama-agama di dunia, diantaranya yaitu :
1) Katolik Roma dan Kristen
Sekitar 1,2 miliar orang di dunia memeluk agama Katolik Roma. Meski
Gereja Katolik Roma selalu diidentifikasikan dengan Kekristenan, ada perbedaan
mendasar di antara keduanya. Katolik Roma pada umumnya mengidentifikasikan
dirinya sebagai orang Kristen. Namun, untuk membedakan iman dari kedua agama
ini, para penganut Katolik Roma disebut orang Katolik, sementara penganut iman
Kristen non-Katolik disebut sebagai orang Kristen.
Sekitar 900 juta orang di dunia memeluk agama Kristen non-Katolik.
Nama ini diberikan kepada para pengikut mula-mula Yesus dari Nazaret. Mereka
disebut sebagai Kristen (Kis 11:26), yang secara harfiah berarti
“kristus-kristus kecil.” Kata “Kristus” berasal dari bahasa Yunani yang
diterjemahkan dari bahasa Ibrani “Messiah,” yang artinya “yang diurapi.”
Walaupun Kekristenan seringkali diidentifikasi dengan denominasi seperti
Baptis, Metodis, Presbiterian, Lutheran, Pantekosta, dan Nazarene, pada umumnya
mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Kristen. Orang Kristen secara
kolektif (sebagai kelompok) seringkali juga disebut “Gereja.”
2) Islam
Islam secara harfiah berarti “tunduk.” Muslim artinya “seseorang
yang tunduk pada Allah.” Islam bersandar pada tulisan Muhammad yang tertulis di
dalam Al-Qur’an. Saat ini, sekitar 1,3 miliar orang Muslim tersebar di seluruh
dunia. Meskipun pada umumnya Islam identik dengan Timur Tengah, populasi Muslim
terbesar berada di Asia. Negara seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh,
maupun India memiliki populasi Muslim yang cukup besar.
3) Hindu
Hindu merupakan istilah yang diciptakan dunia Barat untuk
mendefinisikan sistem sosial dan agama yang dominan di India. Menurut tradisi,
mereka yang disebut Hindu adalah mereka yang menyebut agamanya “dharma,” yang
artinya “jalan” atau “agama.” Ada sekitar 900 juta pemeluk agama Hindu di
dunia. Pemeluk terbanyak berada di India.
Karena orang India telah beremigrasi ke seluruh penjuru dunia,
komunitas Hindu bisa ditemukan di berbagai negara. Jumlah orang Hindu di India
tidak bisa dipastikan karena mencakup lebih dari 300 juta “paria” (mereka yang
dianggap tidak punya kasta), yang secara resmi memang termasuk ke dalam
struktur sosial Hindu tetapi dilarang berpartisipasi sepenuhnya dalam agama
Hindu.
4) Buddha
Agama Budha berdasar pada ajaran dari seseorang yang disebut Budha
yang berarti “yang mendapatkan pencerahan.” Agama ini memiliki banyak cabang
berbeda, tetapi istilah Budha sudah tepat dan mencakup semua pengikutnya. Para
pengikutnya, terlepas dari beragamnya kepercayaan mereka, senang dikenal
sebagai Budhist. Berada di posisi keempat setelah Kekristenan, Islam, dan
Hindu, agama Budha menjadi agama bagi 360 juta orang.
Meski berasal dari India, tetapi agama Budha justru dominan di Sri
Lanka dan Asia Tenggara (Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja) dalam bentuk
yang lebih tradisional. Berbagai aliran agama Budha juga berkembang terutama di
Tibet, Korea, Cina, dan Jepang. Saat ini, Budha banyak diadopsi oleh orang
Barat, walaupun tidak menjalankan ritual agama Budha secara ketat.
5) Yudaisme
Yudaisme berasal dari kata “Yehuda,” yang merupakan satu dari dua
belas suku bangsa Israel. Karena itu, orang Yahudi secara harfiah berarti orang
yang memeluk “agama yang berasal dari suku Yehuda.” Menjadi Yahudi bisa berarti
identitas etnis sekaligus agama. Saat ini, banyak orang Yahudi yang tidak
mempraktikkan ritual Yudaisme, meskipun mereka tetap memilih diidentifikasikan
sebagai orang Yahudi, baik secara etnis dan budaya. Diperkirakan ada sekitar 15
juta orang di dunia yang beragama Yudaisme, walaupun banyak orang Yahudi yang
tidak memeluk agama apapun.
6) Baha’i
Istilah Baha’i secara harfiah berarti “pengikut Baha,” merujuk pada
Baha’ullah, pendiri dari agama ini. Baha’i memiliki lebih dari tujuh juta
pengikut. Berasal dari Iran, Baha’i tersebar di lebih dari 200 negara di dunia.
Baha’i memang di bawah Kekristenan yang tersebar di lebih dari 250 negara,
tetapi jauh melebihi Islam yang hanya tersebar di sekitar 175 negara.
7) Taoisme
Taoisme (Tionghoa) juga dikenal dengan Daoisme, diprakarsai oleh
Laozi (sejak akhir Zaman Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM atau abad ke-6
sebelum Masehi. Taoisme merupakan ajaran Laozi yang berdasarkan Daode Jing).
Awalnya Daode jing disebut Laozi Wuqianyan atau Tulisan Laozi Lima Ribu Kata.
Selanjutnya Dia meninggalkan ibu kota dan tidak pernah terdengar lagi kabar
beritanya. Belakangan, semasa Dinasti Han (202 – 221 SM) kitab itu mulai
disebut Daodejing, karena membahas mengenai Dao ( Jalan ) dan De (Kebajikan) yang
diajarkan Laozi.
Kitab singkat yang berjudul Daodejing itu, untuk selanjutnya
menjadi kitab pegangan utama bagi para penganut Daoisme.Pengikut Laozi yang
terkenal adalah Zhuangzi yang merupakan tokoh penulis kitab yang berjudul
Zhuangzi. Selain itu ada Lie Zi, Huainan zi juga termasuk filsuf Taoisme. Lie
Zi, Huainan Zi juga membuat kitab yang berjudul Lie Zi dan Huainan Zi.
Taoisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina.
Taoisme sudah berumur ribuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada
sebelum masa Konfusiusme. Hal ini dapat disebut sebagai tahap awal dari
Taoisme. Bentuk Taoisme yang lebih sistematis dan berupa aliran filsafat muncul
kira-kira 3 abad SM. Selain aliran filsafat, Taoisme juga muncul dalam bentuk agama
rakyat, yang mulai berkembang 2 abad setelah perkembangan filsafat Taoisme.
8) Sikhim
Istilah "Sikh" sebenarnya hanya mengacu kepada pengikut
Sikhisme dan bukan kelompok etnis. Namun, Sikhisme jarang mencari penganut dari
luar, sehingga sebagian besar orang Sikh memiliki ikatan etno-religius yang
kuat. Maka dari itu, banyak negara (seperti Britania Raya) yang mengakui Sikh
sebagai kelompok etnis dalam sensus mereka.
9) Majusi
Majusi (bahasa Inggris: Magi (/ˈmeɪdʒaɪ/; bentuk tunggal magian,
mage, magus, magusian, magusaean; Latin plural dari magus; bahasa Yunani Kuno:
μάγος magos; Persia kuno: maguš, bahasa Persia: مُغ mogh; Kurdish: manji)
adalah sebutan bagi para pengikut agama Zoroaster yang mana sebutan ini telah
dikenal dan digunakan semenjak 6 abad sebelum masehi.
10) Jainism
Jainisme (bahasa Sanskerta: जैनधर्म - Jainadharma, bahasa Tamil: சமணம் - Samaṇam) adalah sebuah agama dharma. Jaina bermakna penaklukan.
Agama Jaina bermakna agama penaklukan. Dimaksudkan penaklukan kodrat-kodrat
syahwati di dalam tata hidup manusiawi. Agama Jaina itu dibangun oleh Nataputta
Vardhamana, hidup pada 559-527 SM yang beroleh panggilan Mahavira yang berarti
pahlawan besar.
Agama Jaina lahir lebih dahulu daripada agama Buddha. Agama Buddha
punya pengikut lebih luas di luar India, tetapi agama Jaina terbatas hanya di
India saja. Kedua agama tersebut merupakan reaksi terhadap perikeadaan di dalam
agama Hindu mengenai perkembangan ajarannya pada masa lampau. Dewasa ini ada
lebih dari 8 juta pengikut agama ini. Mereka terutama ditemukan di India.
Secara sosial, biasanya para penganut Jainisme termasuk golongan menengah ke
atas. Agama Jaina itu mewariskan bangunan-bangunan kuil yang amat terkenal
keindahan arsitekturnya di India dan senantiasa dikunjungi wisatawan.
11) Confucianism
Confucianism adalah sebuah aliran pemikiran politik, intelektual
dan agama yang dikembangkan pada abad ke-5 BC oleh seorang Filsuf China yang
bernama Confucius. Di China, ajaran ini bernama Ru Jia atau Ju Chia, yang
bermakna Sekolah para Ilmuan. Confucianisme membantu mereformasi pemerintahan,
sehingga memberikan manfaat untuk orang, dan membangun akhlak terutama dalam
masalah intern pemerintahan. Ajaran ini mengajarkan untuk menghormati yang
lebih tua dan melegitimasi kekuasaan orang-orang yang menjadi figure penting
untuk kepercayaan tradisional, praktik ritual, pendidikan, dan ikatan keluarga
yang dekat. Confucianism dimulai di China, yang kemudian menyebar ke Korea,
Jepang dan Vietnam.
Confucius melihat dirinya sebagai seorang perantara, bukan seorang
pencipta. Dia percaya bahwa dia hanya mengajarkan dao atau tao yang bermakna
jalan para orang bijaksana zaman dahulu. Namun, pemikirannya jauh lebih asli
daripada apa yang ia sadari. Kitabnya merupakan teks china pertama yang menekankan
konsep ren. Ren diterjemahkan sebagai kemanusiaan atau kebaikan. Untuk
Confucius, ren merupakan tahap akhir dari akhlak manusia. Ren merupakan sebuah
kualitas yang setiap manusia harus berusaha keras untuk mencapainya. Namun
sangat ditegaskan bahwa Confucius sangat berhati-hati dalam melabelkan istilah
ren pada setiap orang. Oleh karena itu, kehidupan yang baik adalah sebuah
ambisi tiada akhir untuk kesempurnaan akhlak.
12) Yahudi
Agama Yahudi (dari kata Ibrani יהודה, Yehudah) adalah agama asli
bangsa Yahudi, yang merangkum seluruh tradisi dan peradaban religi, budaya,
maupun hukum bangsa Yahudi. Bagi umat Yahudi yang taat, agama Yahudi adalah
ungkapan nyata dari perjanjian antara Tuhan dan Bani Israel. Agama Yahudi
terlembagakan di Timur Tengah pada Zaman Perunggu. Agama ini adalah
pengembangan dari kepercayaan Bani Israel sekitar tahun 500 SM, dan dipandang
sebagai salah satu kepercayaan paling tua kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ada bermacam-macam mazhab dalam agama Yahudi, kebanyakan berpangkal
dari mazhab Yahudi Rabani, yang yakin bahwa Tuhan mewahyukan syariat dan
titah-titah-Nya kepada Musa di Tur Sina dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dari
masa ke masa, ada saja golongan yang menyanggah seluruh atau sebagian dari
keyakinan semacam ini, misalnya kaum Saduki dan kaum Yahudi Yunani pada zaman
Haikal ke-2, kaum Yahudi Karayi dan kaum Yahudi Sabatayi pada awal dan akhir
Abad Pertengahan, serta mazhab-mazhab Yahudi non-Ortodoks pada Zaman Modern.
Ada pula mazhab-mazhab modern, semisal mazhab Yahudi Humanis, yang tidak
mementingkan keimanan kepada Tuhan.
13) Shintoism
Shinto (神道 Shintō, secara harfiah bermakna "jalan/jalur dewa")
adalah sebuah agama yang berasal dari Jepang. Dari masa Restorasi Meiji hingga
akhir Perang Dunia II, Shinto adalah agama resmi di Jepang. Shinto adalah kata
majemuk daripada “Shin” dan “To”. Arti kata “Shin” adalah “roh” dan “To” adalah
“jalan”. Jadi “Shinto” mempunyai arti harfiah “jalannya roh”, baik roh-roh
orang yang telah meninggal maupun roh-roh langit dan bumi. Kata “To” berdekatan
dengan kata “Tao” dalam taoisme yang berarti “jalannya Dewa” atau “jalannya
bumi dan langit”. Sedang kata “Shin” atau “Shen” identik dengan kata “Yin”
dalam taoisme yang berarti gelap, basah, negatif dan sebagainya ; lawan dari
kata “Yang”. Dengan melihat hubungan nama “Shinto” ini, maka kemungkinan besar
Shintoisme dipengaruhi paham keagamaan dari Tiongkok. Sedangkan Shintoisme
adalah paham yang berbau keagamaan yang khusus dianut oleh bangsa Jepang sampai
sekarang.
Shintoisme merupakan filsafat religius yang bersifat tradisional
sebagai warisan nenek moyang bangsa Jepang yang dijadikan pegangan hidup. Tidak
hanya rakyat Jepang yang harus menaati ajaran Shintoisme melainkan juga
pemerintahnya juga harus menjadi pewaris serta pelaksana agama dari ajaran ini.
Shintoisme (agama Shinto) pada mulanya adalah merupakan perpaduan
antara paham serba jiwa (animisme) dengan pemujaan terhadap gejala-gejala alam.
Shintoisme dipandang oleh bangsa Jepang sebagai suatu agama tradisional warisan
nenek moyang yang telah berabad-abad hidup di Jepang, bahkan paham ini timbul
daripada mitos-mitos yang berhubungan dengan terjadinya negara Jepang. Latar
belakang historis timbulnya Shintoisme adalah sama-sama dengan latar belakang
historis tentang asal usul timbulnya negara dan bangsa Jepang. Karena yang
menyebabkan timbulnya paham ini adalah budidaya manusia dalam bentuk
cerita-cerita pahlawan (mitologi) yang dilandasi kepercayaan animisme, maka
paham ini dapat digolongkan dalam klasifikasi agama alamiah. Nama Shinto muncul
setelah masuknya agama Buddha ke Jepang pada abad keenam masehi yang
dimaksudkan untuk menyebut kepercayaan asli bangsa Jepang.
f)
Dialog Antar
Umat Beragama
Agama merupakan salah satu pembatas peradaban. Artinya, umat
manusia terkelompok dalam agama Islam, Kristen, Katolik, Kong Hucu dan
sebagainya. Potensi konflik antar mereka tidak bisa dihindari. Oleh karena itu,
untuk mengantisipasi pecahnya konflik antar umat beragama perlu dikembangkan upaya-upaya dialog
untuk mengeliminir perbedaan-perbedaan pembatas di atas.
Dialog adalah upaya untuk menjembatani bagaimana benturan bisa
dieliminir. Dialog memang bukan tanpa persoalan, misalnya berkenaan dengan
standar apa yang harus digunakan untuk mencakup beragam peradaban yang ada di
dunia. Dialog antar umat beragama merupakan sarana yang efektif menghadapi
konflik antar umat beragama.
Pentingnya dialog sebagai sarana untuk mencapai kerukunan, karena
banyak konflik agama yang anarkis atau melakukan kekerasan. Mereka melakukan
pembakaran tempat-tampat ibadah dan bertindak anarki, seperti penjarahan dan
perusakkan tempat tinggal. Maka dialog antar umat beragama mempunyai fungsi
kritis ke dalam dan ke luar. Dialog demikian menawarkan realitas baru untuk
kemajuan hidup bersama dalam masyarakat, karena terjadi proses yang dinamis
dalam pemahaman keagamaan dan aplikasinya.
Dialog antar umat beragama, bertujuan bukan untuk peleburan agama
menjadi satu, sinkretisme (menciptakan ajaran agama baru yang tergabung dari
unsur-unsur agama yang ada), supremasi agama satu ke agama yang lain bahwa
dirinya benar, dan meniadakan perbedaan agama. Akan tetapi tujuan dialog antar
umat beragama adalah positif, yakni :
·
Tumbuhnya
saling pengertian yang objektif dan kritis;
·
Menumbuhkan
kembali alam kejiwaan yang tertutup oleh tirai pemisah karena tiadanya saling
pengertian kepada alam dan bentuk kejiwaan yang otentik dan segar, yang
memungkinkan dua belah pihak mengembangkan diri sendiri sebagai pribadi yang
sejati... (sehingga) Dialog yang baik akan mengarah kepada terciptanya
pertemuan pribadi-pribadi yang bentuk konkretnya berupa kerja sama demi
kepentingan bersama.”
· Untuk
menumbuhkan pengenalan yang lebih mendalam kepada orang lain dan kemudian
melahirkan keperdulian kepada sesama manusia.
·
Untuk
menciptakan ketemtraman didalam masyarakat.
·
Menjamin
terbinanya kerukunan dan kedamaian yang terarah kepada suatu bentuk kongkret.
·
Untuk
menanggapi penderitaan yang terus bertambah dan menakutkan serta menyakitkan.
·
Untuk menolong
dan melayani orang lain menghadapi krisis kemanusiaan.
g)
Agama Islam
Islam secara harfiah berarti “tunduk.” Muslim artinya “seseorang
yang tunduk pada Allah.” Islam bersandar pada tulisan Muhammad yang tertulis di
dalam Al-Qur’an. Saat ini, sekitar 1,3 miliar orang Muslim tersebar di seluruh
dunia. Meskipun pada umumnya Islam identik dengan Timur Tengah, populasi Muslim
terbesar berada di Asia. Negara seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan,
Bangladesh, maupun India memiliki populasi Muslim yang cukup besar.
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya.
Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam
ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai
agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang
diterima selain Islam.
Allah
ta’ala berfirman,
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ
اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
“Muhammad
itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan
tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
Allah
ta’ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
Allah
ta’ala juga berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya
agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran : 19)
Allah
ta’ala berfirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ
فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan
barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima
darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS. Ali ‘Imran : 85)
Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum.
Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun
syariat-syariat yang diajarkannya:
1)
Islam
memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta’ala dan melarang kesyirikan.
2)
Islam
memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
3)
Islam
memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
4)
Islam
memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
5)
Islam
memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
6) Islam
memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan
durhaka kepada mereka.
7) Islam
memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus)
dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim.
8)
Islam
memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap
buruk kepada mereka.
Secara
umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan
melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal
salih dan melarang segala amal yang jelek. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya
Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah kepada sanak
kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta
tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil
pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
Sistem
Agama Islam
h)
Islam dan Kehidupan
Islam merupakan suatu kepercayaan yang ada di dalam kehidupan
manusia sehari – hari. Islam hadir dikarenakan ingin mengatur umat manusia yang
hidupnya tidak teratur. Dengan berlandaskan kepada kitab Al – Qur’an yang turun
sebagai kitab aturan untuk seluruh umat manusia dari awal peradaban manusia
hingga kelak pada hari yang telah ditentukan.
Allah swt. Adalah satu – satunya Tuhan yang disembah oleh umat
manusia dan Muhammad adalah salah satu utusan dari Allah swt. untuk mengarahkan
umat manusia kepada jalan yang benar. Kemudian, Islam menyebar luas baik itu
dalam ilmu pengetahuannya hingga aturan – aturan yang telah diajarkan oleh
Muhammad ke seluruh penjuru dunia. Memang dalam penyebarannya tidak semudah
membalikkan telapak tangan, pengorbanan demi pengorbanan telah dilewati oleh
Muhammad dan para sahabatnya serta para penyebar agama Islam itu sendiri
dimulai dari kelahiran Islam hingga sampai saat ini.
Tetapi pada masa kini masih saja manusia – manusia yang masih
memandang sebelah mata agama Islam. Diskriminasi terjadi di beberapa penjuru
dunia, hingga muncul istilah "islamophobia" yang diartikan sebagai
sebuah sifat yang trauma dan takut dengan Islam. Padahal dalam ajaran Islam
sendiri bertujuan untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan hidup manusia.
Masih banyak manusia yang mungkin belum memahami dan mengerti apa
itu Islam. Mereka hanya mengetahui saja Islam di satu sisi sehingga dengan
mudah orang – orang yang memandang sebelah mata Islam adapun beberapa orang
yang melakukan doktrin agar Islam ini semakin tidak baik citranya dimata
manusia.
Berbagai cara dilakukan untuk membuat Islam hancur dan lenyap dari
muka bumi ini oleh orang-orang yang tidak suka dengan Islam dari zaman Nabi
Muhammad SAW. hingga saat ini. Hal – hal yang dilakukan untuk menghancurkan
Islam bisa dirasakan oleh umat Islam sendiri.
Hal pertama adalah memberikan sebuah doktrin bahwa Islam itu adalah
agama teroris semenjak peristiwa hancurnya bangunan WTC pada September 2011
yang dikaitkan dengan Islam. Peristiwa berikutnya yaitu ada di negara Indonesia
dimana mayoritas beragama Islam.
Tragedi yang menimpa Indonesia adalah tragedy bom bunuh diri di
Bali yang dikenal sebagai “ Bom Bali I & II “. Lalu muncul gerakan –
gerakan Islam radikal seperti ISIS dan kawan – kawan. Apakah hal ini menjadi
sebuah kebetulan ? Ataukah hal ini terjadi karena adanya karangan dari orang –
orang yang membenci Islam ?
Dan baru – baru ini terjadi pada bulan ramadan yang paling
dimuliakan oleh umat muslim yaitu salah satu media memuat berita dimana pada
hari itu oknum Satpol PP mengamankan penjual warung nasi yang buka pada siang
hari dan oknum tersebut mengamankan barang dagangan yang dijual oleh penjual
warung nasi tersebut.
Sontak saja masyarakat terkejut dengan peristiwa tersebut yang
dikaitkan kembali dengan Islam. Ada beberapa orang yang menilai peristiwa
tersebut dikarenakan aturan yang sangat berlebihan dan adapun yang menilai hal
itu sah – sah saja dilakukan tapi tanpa membuat beberapa pihak menjadi rugi.
Tapi itulah manusia, menilai dengan pemikirannya masing – masing tanpa ada
aturan yang membatasi pendapat mereka.
Namun hal yang disayangkan dalam peristiwa ini adalah mengapa
peristiwa ini selalu dikaitkan dengan “ Islam “. Jika hal tersebut telah
terjadi siapa yang akan disalahkan, para manusia yang membenci Islam hanya bisa
tertawa dan sembunyi dari perilaku mereka seolah mereka tidak mengetahui
apapun.
Hingga saat ini, banyak manusia yang mulai masuk ke dalam golongan
“Islamophobia” karena melihat peristiwa – peristiwa yang dianggap mengancam
kehidupan mereka. Jika kita lihat dalam ajaran Islam baik itu didalam Al –
Qur’an maupun Hadist tidak ada satupun perintah didalamnya yang memerintahkan
manusia untuk saling membunuh, membuat kekacauan didunia, dan membuat kerusakan
didunia. Bahkan Islam mengajarkan manusia untuk berbuat baik kepada sesama,
memberikan sikap toleransi terhadap sesama manusia hingga mengelola dunia serta
isinya menjadi lebih baik.
Kembali pada sejarah kejayaan Islam di Konstantinopel yang
ditaklukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih beserta pasukannya dan yang menjadi
pertanyaannya adalah adakah perlakuan buruk Sultan dan pasukannya terhadap
warga Konstantinopel setelah kota tersebut ditaklukan oleh mereka yang dimana
notabena warga Konstantinopel tersebut adalah Nasrani ?
Apakah seluruh warga Konstantinopel seluruhnya dipenggal, dihukum
dan dimusnahkan ataupun dibuang dari kota tersebut sehingga hanya pasukan –
pasukan Sultan yang boleh mendiami Konstantinopel ? jawabannya tidak ada
satupun warga Konstantinopel yang diperlakukan buruk oleh Sultan dan
pasukannya.
Semua itu karena Sultan mengetahui bahwa dia dan warga tersebut
adalah manusia yang diciptakan dan hidup secara berdampingan. Dan sejarah
berikutnya pada zaman Nabi Muhammad dalam melakukan penyebaran Islam pada masa
itu, yang mana beliau dan sahabatnya sedang dalam pengejaran oleh pasukan –
pasukan yang membenci mereka dan mereka berlindung disuatu tempat yang bernama
Habsyi dan memiliki seorang raja bernama Negus dari kaum Nasrani. Di tempat itu
Nabi Muhammad dan para sahabatnya mendapatkan perlindungan dari raja tersebut.
Saat berlindung ada sebuah diskusi panjang antara sang raja dengan para sahabat
mengenai Islam dan ajarannya.
Pada saat itupun para sahabat tidak memaksa sang raja untuk
menganut Islam tapi mereka berbagi informasi mengenai Islam dengan raja
tersebut. Hubungan baik antara Nabi Muhammad dan Raja Negus ini terjalin sangat
baik hingga pada akhirnya raja ini meninggal dunia. Dari sejarah inilah saya
sangat menghargai dan menghormati sesama manusia tanpa memandang dari sudut
agama, budaya, ras dan latar belakang orang yang saya kenal. Lalu mengapa saat
ini masih saja banyak manusia yang memandang sebelah mata Islam tanpa
mengetahui apa kandungan yang diajarkan oleh Islam sendiri.
Ada istilah “ Don’t judge book by its cover “ tapi masih saja
manusia yang selalu menuduh, menuding segala sesuatu dari luarnya saja tanpa
melihat isinya seperti apa. Memang saya bukanlah seorang muslim yang taat
tetapi apa salahnya jika orang – orang belajar memahami Islam walaupun tanpa
memaksa harus masuk kedalam Islam dan simpulkan dengan peristiwa – peristiwa
yang terjadi yang dimana Islam adalah agama teroris, radikal dan lain – lain.
Jika dilihat lagi dalam ajaran Islam baik itu tertulis maupun tidak
tertulis tidak ada satupun yang mengajarkan perusakan, pembunuhan, hingga
perlakuan buruk sekalipun tidak ada. Lihat dalam isi kandungan ayat yang
terdapat didalam Al – Qur’an disitu tertulis bahwa seruan untuk menyembah Allah
swt.
Setelah itu Nabi Muhammad sebagai utusan Allah swt. kemudian ayat –
ayat yang menjelaskan tentang peradaban manusia dan makhluk hidup ciptaan Allah
swt. perintah untuk mengelola dunia dan isinya, perintah untuk selalu memiliki
jiwa toleransi dan membantu sesama, perintah untuk mencari ilmu pengetahuan dan
mengembangkannya demi kehidupan bersama, dan juga berbagai peristiwa –
peristiwa yang terjadi dimulai dari terciptanya bumi dan seluruh alam hingga
pada hari yang ditentukan oleh Allah swt.
Dan juga tercatat didalam Al – Qur’an bahwa “Kerusakan itu terjadi
akibat ulah tangan manusia sendiri” lalu mengapa disini Islam dipandang sebagai
agama yang radikal sedangkan dalam al – qur’an tidak satupun yang menjelaskan
seruan untuk menjadi umat yang radikal, extremist, kejam dan perusak serta
memaksa seolah – olah menjadi menakutkan dan menyeramkan.
Ada salah satu pernyataan “ Jika ada seorang muslim melakukan suatu
kesalahan maka jangan salahkan “ Islam “ nya, karena yang salah itu adalah
manusianya itu sendiri dan tegurlah seseorang tersebut “. Tulisan ini bukan
merupakan suatu doktrin kepada siapapun dan bukan merupakan tulisan yang
menyudutkan pihak – pihak tertentu tetapi tulisan ini bertujuan untuk
memberikan pandangan kepada para masyarakat agar tidak menilai sesuatu dari
luarnya saja melainkan lihatlah jauh kedalam isinya, ajarannya, kerangkanya
seperti apa sehingga bisa diketahui apakah sesuatu tersebut itu baik untuk kita
atau buruk untuk kita terutama mengenai Islam itu sendiri.
Penulis percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan ragam perbedaan
tetapi harus bisa hidup berdampingan dengan damai dan sejahtera, semua agama
mengajarkan kepada umatnya hal yang baik dan ketika keseimbangan tersebut rusak
bukan dari faktor agama maupun faktor dalam konteks perbedaan yang ada pada
umat manusia melainkan akibat dari perbuatan tangan manusia itu sendiri yang
hanya mengutamakan sifat “egoisme” nya demi mendapatkan keuntungan pribadi
tanpa memperdulikan keselamatan hidup manusia.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari pembahasan makalah ini adalah dalam studi agama-agama mempelajari pembagian istilah agama yang
terdiri dari “Agama-Keagamaan-Keberagamaan”, asal-usul agama yang dimana pada
abad 18 terjadi konflik berdalih agama. Terdapat juga peran dan fungsi agama
bagi manusia, sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. An-Nahl : 78, mengenai
kedudukan agama bagi kehidupan sebagai benteng kesehatan mental dan bersikap
serta berperilaku menghapai setiap pelik masalah yang menimpa. Selain itu
penjelasan mengenai agama Islam sebagai agama yang Allah SWT rihdai, terdapat
dalam QS. Al-Ma’idah : 33 “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian
agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah
ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” serta mengenai Islam dalam
kehidupan.
Pembahasan studi agama-agama juga membahas mengenai dialog antar umat
beragama beserta agama-agama yang ada di dunia hingga sepuluh agama-agama besar
di dunia, diantaranya adalah Budha, Hindu, Islam, Kristen, Judaism, Sikhm,
Shintoism, Jainsm, Yahudi, Majusi dan lain-lain. Selain itu terdapat juga tujuh
pendapat teoritis tentang agama, mulai dari Animisme oleh E. B. Tylor, Magi
oleh JG. Frazer, Agama dan Kepribadian oleh Sigmund Freud, Masyarakat sebagai
yang Sakral oleh Emile Durkheim, Agama sebagai Alienasi oleh Karl Marx,
Realitas yang Sakral oleh Mircea Eliade, Construct of Heart Masyarakat oleh E.
E. Evans Pritcard, Agama sebagai Sistem Budaya oleh Clifort Geertz. Serta
penjabaran mengenai pembelajaran studi agama-agama dalam kajian teori.
- Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan saya selaku pembuat makalah. Serta dengan dibuatnya makalah, saya meminta
saran kepada para pembaca untuk mengoreksi apabila ada kesalahan dalam
sistematika penulisan dan isi pembahasan pada makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, B. (2007). Agama Dalam
Islam Kehidupan Manusia (Pengantar Antropologi Agama). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
. (1987). MITOS, Menurut Pemikiran Mircea Eliade. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius .
Jalaluddin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Leahy, L. (1990). Masalah Ketuhanan dewasa ini. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
https://muslim.or.id/626-agama-islam.html
https://www.gotquestions.org/Indonesia/agama-agama-di-dunia.html
https://m.wartaekonomi.co.id/berita155055/yuk-tengok-10-agama-terbesar-di-dunia.html
https://febrijan32.blogspot.com/2009/11/confucianism.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Shinto
https://id.wikipedia.org/wiki/Jainisme
https://id.wikipedia.org/wiki/Majusi
https://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Yahudi
https://www.beritaunik.net/top-10/10-agama-terbesar-di-dunia.html
https://www.researchgate.net/publication/326133047_DIALOG_ANTAR_UMAT_BERAGAMA_DALAM_UPAYA_PENCEGAHAN_KONFLIK
https://id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Madinah
http://dialog-antar-umat-beragama.blogspot.com/
http://salira81.blogspot.com/2015/11/analisa-piagam-madinah.html
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32233/1/TAUFIK%20NUR%20ROHMAN%20-FDK.pdf
Zakiah Daradjat, d. (1996). Perbandingan Agama 1. Jakarta: Bumi
Aksara.