Rangkuman Materi Mata Kuliah Ilmu Dakwah
ILMU DAKWAH
·
Institusi
Kebenaran :
Manusia merupakan makhluk yang senantiasa menunjukan eksistensinya
dengan terus berupaya mencari kebenaran. Kajian tentang kebenaran mengungkapkan
3 jalan untuk mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran yaitu, ilmu,
filsafat dan agama. Ke- 3 metode tersebut memiliki kekhasan sendiri. Ketidanya
mempunyai titik persamaan,perbedaan dan singgung yang satu terhadap yang
lainnya.
·
Ilmu
Pengetahuan :
Hasil usaha pemehaman manusia yang disusun dalam suatu Sistema
mengenai kenyataan stuktur pembagian bagian-bagian hukum tentang hal itu.
Ilmu علم – يعلم
(pengetahuan)
·
Macam-Macam Pengetahuan :
1. Pengetahuan Agama – Masalah Keyakinan – Hati sifatnya Mutlak
2. Pengetahuan Filsafat – Rgu-ragu – Akal/Logika – Relatif
3. Pengetahuan Ilmu (dilakukan dengan tersusun dari metode-metode ilmiah yang
menghasilakn kebenaran yang objektif) – Logika=Bukti – Kebenaran Positif
Ilmu Dakwah : berdasarkan kajian-kajian ilmu
Filsafat : Logis tapi tak dapat dibuktikan
(yang benar tetap benar tetapi yang salah tak bisa benar)
Untuk mendapatkan kekongkretan dari filsafat
dengan menelusuri di ilmu Agama.
·
Ilmu Dakwah : Bangunan dari semua ilmu yang
menerangkan tentang dakwah.
Ada tiga kerangka dalam ilmu dakwah
1. Filosofis Dakwah : Tentang hakikat dakwah
2. Teoritis Dakwah : Teori dakwah
3. Teknis Dakwah : Teknik dakwah secara keilmuan
·
Filosofis Dakwah
- Tentang hakikat dakwah
- Makna Dakwah (lebih dalam dari arti yang memiliki ciri khas/karakteristik)
·
Kebahasaan (etimologis) : berdasarkan dari
bahasa Arab دعوة
kata sebenarnya : دعا – يدعو – ادع – دعاء\دعوة
·
Batasan (terminologis) :
alatnya/tulisan-tulisan pendapat.
- Hakikat (landasan/dasar) : Kebenaran yang sebenar-benarnya
Hakikat berkaitan dengan wujud (ada)
keberadaanya
Hakikat berasal dari bahasa Arab حق
(kebenaran)
Orang dakwah berpikir secara sistematis, logis
(masuk akal)/nyambung.
Filosifis dakwah itu ada, maka akan ada
eksistensi
Dakwah Sebagai Ilmu. Ada 4 paradigma ilmu :
1. Positivisme (ilmu positif) : kebenarannya hal-hal yang nyata
2. Post Positivisme
3. Kontruksitivisme : terdapat fenomenologis (sesuatu peristiwa/hal yang
terjadi sesuai pengalamannya).
4. Kritik : Feminisme
·
Dakwah tak hanya sebuah pengajakan,
peringatan, menyampaikan yang dilakukan oleh setiap orang, tetapi butuh orang
yang profesional.
·
Disiplin Ilmu : Berdiri sendiri apabila dapat
menjawab :
1. Ontologi : Ilmu yang berbicara tentang objek apa yang menjadi telaah bidang
dakwah dan bagaimana wujud hakiki dan objek itu.
·
Ilmu Dakwah Ontologi :
a) Da’i (Orang yang menyampaikan)
b) Mad’u (Orang yang diajak)
c) Maudlu (Materi yang diberikan)
d) Wasa’il (Media yang digunakan)
·
Aspek Ontologi Ilmu Dakwah dekat dengan Ilkom
Objek Kajiannya :
a) Sender (Sumber)
b) Message (Pesan)
c) Channel (Media/saluran komunikasi)
d) Receiver (Penerima pesan)
2. Epistimologi : Proses menimba ilmu itu, apa kriteria kebenarannya dan cara
apa yang dipergunakan untuk mendapatkan pengetahuannya.
·
Ilmu Dakwah Epistimologi
Bagaimana cara mendapatkan ilmu dan dari mana
sumbernya ? Al-Bayani menyebut ada 4 sumber utama mendapatkan ilmu ini :
a) Al-Qur’an
b) Al-Hadits
c) Sirah
d) Pengalaman Para Da’i
3. Aksiologi : Ilmu berbicara tentang bagaimana kaitan cara menggunakan ilmu
ini, kaitan cara mempergunakan ilmu dengan kaidah-kaidah moral dan apa
manfaatnya ?
·
Dari sumber utama ini teori-teori ilmu dakwah
dikembangkan dalam hal ini ilmu dakwah beririsan langsung dengan disiplin
ilmu-ilmu keislaman. Perspektif Aksiologi :
a) Ilmu dakwah ditinjau dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
b) Secara teoritis, ilmu dakwah berguna untuk membekali da’i dengan
teori-teori dakwah.
c) Tataran praktisnya, ilmu dakwah berguna untuk membantu praktisi dakwah,
untuk terjun kedunianya dengan landasan teori-teori yang kokoh.
d) Dengan bekal ilmu ini, diharapkan hasil dakwah lebih dapat dirasakan oleh
masyarakat, yaitu perubahan kearah yang lebih baik.
·
Dari aspek aksiologi ilmu dakwah punya
hubungan dengan ilmu sosial dan humaniora :
a) Yusuf Al-Qardawi : Bahwa seorang da’i memerlukan ilmu sosial dan humaniora,
seperti psikologi, sosiologi, filsafat, etika dan ilmu pendidikan.
b) Selain itu da’i memerlukan kemampuan dalam bahasa sastra serta ilmu
sejarah.
·
Makna Dakwah (dalam kajian filsafat ontologi)
a) Etimologis : دعا – يدعو – دعاء
Ajakan, seruan, panggilan, undangan, dan atau
permohonan.
QS. Al-Baqarah : 221 (kata دعا
yang mengajak kepada neraka)
·
Dakwah memiliki 2 arti :
·
Arti Khusus : يدعون الى الخير (ajakan/seruan kepada manusia agar memeluk
Islam)
1. Dakwah
b) Arti : Ajakan
c) Tujuan : Membangkitkan keinsyafan untuk kembali kejalan Allah
d) Sifat : Ekspansif, memperbesar jumlah
e) Khalayak : Seluruh manusia (yang belum masuk Islam)
f) Materi : Islam
2. Ta’lim
a) Arti : Pembelajaran
b) Tujuan : Menambah pengetahuan
c) Sifat : Promotif, meningkatkan pengetahuan
d) Khalayak : Muslim yang perlu ditingkatkan pengetahuannya
e) Materi : Islam
3. Tadzkir
a) Arti : Peringatan
b) Tujuan : Meningkatkan kelupaan orang terhadap suatu yang harus diingat
c) Sifat : Reparatif
d) Khalayak : Orang lupa, merasa diri lupa sekedar dianggap lupa
e) Materi : Islam
4. Tashwir
a) Arti : Lukisan tentang sesuatu pada pikiran
b) Tujuan : Membangkitkan pengertian akan sesuatu yang dilupakan
c) Sifat : Propagatif, memperluas ruang lingkup pengertian
d) Khalayak : Masyarakat yang dikehendaki pengertian, perhatian dan simpatinya
e) Materi : Islam
·
Arti Umum : QS. Ibrahim : 1
·
Materi dakwah tentunya dalam Al-Qur’an, misal
: QS. An-Nahl : 125
1. Da’i : ادع
2. Mad’u
3. Materi (Pesan)
4. Tujuan : الى سبيل ربك
5. Metode : بالحكمة
6. Media : salah satunya bahasa lisan, isyarat, tubuh)
Seorang da’i harus membuat/menghasilkan efek
Seorang da’i seharusnya mengontrol apa yang
disampaikan supaya efeknya muncul
·
50% :
1. Teori dalam berdakwah seorang da’i adalah mengkaji Al-Qur’an (salah satu
ayat Al-Qur’an).
2. Membuat skema yang didapat dari yang dikaji, sehingga menjadikan satu
komunikasi interaksi disetiap skema dan menghasilkan suatu efek, berupa +
(positif) dan – (negatif).
3. Komunikasi da’i dan mad’u harus ada tanggapan diantarannya, seperti mad’u
menilai da’i dengan persepsinya. Da’i menyampaikan materi yang pas kepada
mad’unya, sehingga paham dengan berupa teori pesan. Da’i memiliki tujuan yang
sesuai dan terukur serta memahami kondisi dan situasi mad’u. Seorang da’i punya
metode dalam berdakwahnya, supaya menarik perhatian mad’u dengan evaluasi yang
sebelumnya apa yang kurang terhadap cara penyampaiannya. Da’i juga harus
menguasai mdia supaya mad’u mudah untuk mendapatkan/menerima pesan da’i yang
disampaikan.
·
Teori AIDDA untuk seorang Da’i dalam
Komunikasi