Kajian Istiqamah
Pemateri: Bapak Agus Solihin
Tanggal: 02 Januari 2021
Bismillaahirrahmaanirrahim
Terminologi Istiqamah
- Abu Bakar As-Shiddiq RA ketika ditanya tentang istiqomah ia menjawab: bahwa "Istiqomah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun)"
- Umar bin Khattab RA berkata: "Istiqomah adalah komitment terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipuan musang”
- Utsman bin Affan RA berkata: “Istiqomah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah SWT”
- Ali bin Abu Thalib RA berkata: “Istiqomah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”
- Al-Hasan berkata: “Istiqomah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan”
- Mujahid berkata: “Istiqomah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah SWT"
- Ibnu Taimiah berkata: “Mereka beristiqomah dalam mencintai dan beribadah kepadaNya tanpa menengok kiri kanan”
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Hud: 112)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُو
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fussilat: 30)
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (QS. Fussilat: 31)
نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
"Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Fussilat: 32)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita." (QS. Al-Ahqaf: 13)
أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Ahqaf: 14)
Enam ayat diatas menggambarkan urgensi istiqomah setelah beriman dan pahala besar yang dijanjikan Allah SWT seperti hilangnya rasa takut, sirnanya kesedihan dan surga bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa memperjuangkan nilai-nilai keimanan dalam setiap kondisi atau situasi apapun.
“Aku berkata: “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun selain engkau. Beliau bersabda: “Katakanlah : “Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah (jangan menyimpang).” (HR. Muslim dari Abu 'Amarah Sufyan bin Abdullah)
Dari Abu Hurairah RA., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Biasakanlah kalian dalam mendekatkan diri kepada Allah dan berpegangteguhlah pada keyakinan kalian. Ketahuilah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang selamat karena amal perbuatannya. ”Para sahabat bertanya : “Tidak juga engkau wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Tidak juga saya, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.” (HR. Muslim)
1. Luruskan Niat
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
2. Bergaul dengan Orang-orang yang Istiqomah
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
3. Al-Fahmu - Keilmuan
Amal Tanpa Ilmu - Sia-sia/ Tertolak
- Fahami hakekat ibadah
- Fahami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ibadah
- Fahami hal-hal yang merusak ibadah
4. Optimalisasi Amal
- Berlaku moderat antara tindakan melampaui batas dan menyia-nyiakan
- Tidak melampaui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuannya
- Ikhlas
- Mengikuti Sunnah
- PDCA (P: Plan, D: Do, C: Check, A: Action)
5. Do'a
"Wahai Dzat yang Maha membolak balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu." (HR. At-Tirmidzi 3522, Ahmad IV/302, Al-Hakim 1/525)
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". (QS. Ali-'Imran: 8)
"Ya Allah, bantulah aku dalam mengingat-Mu, bersyukur kepadaMu dan memperbaiki ibadahku."
“Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang terus-menerus dikerjakan (kontinyu) walaupun sedikit.” (HR. Bukhari no. 6464 dan Muslim no. 783)