Perilaku Istiqamah Dalam Diri



QS. Hud : 112 (Mengenai istiqamah dijalan yang benar)
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Istiqamah >< Thubyan (Penyimpangan melampaui batas)
·      Abu Bakar As-Shiddiq : Kemurnian tauhid (tak menyekutukan Allah SWT.)
·      Umar Bin Khattab : Komitmen terhadap perintah dan larangan/ tak boleh menipu/ berbohong.
·      Utsman Bin Affan : Mengikhlaskan amal kepada Allah SWT.
·      Ali Bin Abi Thalib : Melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
·      Mujahid : Komitmen pada syahadat dan tauhid sehingga kita bertemu dengan Allah SWT.
·      Ibnu Taimiyah : Beribadah kepada-Nya tanpa menengok kanan dan kiri.
Inti istiqamah : Ketahanan keimanan dan aqidah dalam situasi dan kondisi apapun
QS. Al-Ahqaf : 13-14
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (13) أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (14)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (13) Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (14)”

Faktor-faktor yang Melahirkan Istiqamah :
1.    Beramal dan melakukan optimalisasi
2.    Berlaku pertengahan antara tak melampaui batas dan menyia-nyiakan
3.    Tak melampaui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuan
4.    Tak menyadarkan diri pada faktor kontemporer (kekinian)

Dampak Positif Melakukan Istiqamah dan As-Saja’ah (Keberanian) :
QS. Al-Hadid : 22-23
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
" Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (22) (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (23) “
QS. Al-Hijr : 56
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
“Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".









Next Post Previous Post

Pages